Powered By Blogger

Senin, 26 Mei 2008

ADA SAATNYA AKU LEBIH BERSYUKUR

Sudah lebih dari seminggu kutinggalkan buku harian ini. Aku bingung, apa lagi yang harus kutulis disini? Yang ada padaku hanya keluhan, yang mengguratkan luka dalam pada siapapun yang membacanya.

Keadaanku tidak membaik juga, sekalipun aku sudah menggunakan banyak waktu untuk beristirahat. Nyeri itu masih tetap disitu, malah semakin mengoyak-ngoyak malam hariku yang senyap. Hampir seminggu yang lalu aku membangunkan suamiku secara tidak sengaja. Malam itu deraan ngilu mencambuk bahuku hingga aku berteriak dari dalam lelapnya tidurku.

Ketika kusadari dan terjaga, suamiku sudah lebih dulu terbangun. Dia duduk dari tidrurnya, membelalak kaget menatapku. Mulutnya terbuka menanyakan apa yang terjadi, Dan tangan kokoh itu mengusap pipiku yang banjir air mata. "Sakit?" tanyanya cemas. Getar-getar gelisah tertangkap dari suaranya. Aku tak bisa menjawab. Mengulum lagi semua ucapanku dengan isak tertahan yang keluar tanpa kusadari. Seperti sengatan listrik yang panas semuanya menjalari bahuku hingga ke lengan. Ingin rasanya aku segera menyudahi semua ini. Tapi apa daya, aku hanya manusia biasa yang harus menggantungkan nasib pada kuasa Illahi dan pertolongan orang lain. Lelehan air mata itu semakin tak tertahankan.

Itulah hari-hariku akhir-akhir ini. Hanya seputar sakit dan kesakitan. Cobaan Tuhan yang kesekian kali yang sedang kucoba untuk kuredam. Aku hanya butuh kesabaran, dan sebaris doa dari orang-orang yang kukasihi untuk mempertebal permohonanku padaNya.

-ad-

Sehari ini, Tuhan telah dua kali menegurku dengan caranya yang halus. Pertama, di pagi hari sahabat lamaku menanyakan kabarku dari Jakarta. Kami pernah bersama-sama tiga tahun lamanya di Singapura dulu, sehingga bgaimanapun sibuknya kami tidak akan pernah saling melupakan. Kujawab apa adanya dan minta doa untuk operasiku yang kesebelas minggu depan. Dengan gurauannya dia mengatakan bahwa aku sudah sangat 'master" dalam menjalani operasi, sehingga bila perlu memberikan gelar akademis, maka bagiku hanya pantas gelar S-3. Aku tersenyum kecut membenarkan perkataannya. Namun tak urung dia mendo'akan juga. "Semoga Allah melindungimu lagi kali ini," katanya. "Bagimu operasi ini bukan sesuatu yang berat, kuyakini itu,' tutupnya. Irma yang cermat. Dia senantiasa benar dalam mengamati semua keadaan di sekitarnya. Termasuk keadaanku rupanya.

Setelah SMS Irma, ponselku bergetar lagi menyampaikan pertanyaan dari Uti, sepupuku. Sebelum menanyakan keadaanku dia lebih dulu menanyakan berita kerusuhan di Afrika Selatan. Kali ini aku terpaksa berkonsentrasi benar, supaya jangan keliru menjawab dan menimbulkan salah persepsi serta kekhawatiran keluargaku lebih dalam lagi. istirahat siangku kubatalkan, sekedar untuk berkonsentrasi menjawab pertanyaan Uti.

-ad-

Aku membalik ingatanku ke masjid Nurul Latief tempat kami biasa beribadah. Kemarin dulu Imam masjid mengatakan dia tengah sibuk mengayomi dan menenteramkan seribuan pengungsi dari sekitar perkampungan Macassar Faure yang terdiri dari orang-orang kulit hitam. Di tengah-tengah kunjungan kami ke makam Syekh Yusuf yang jadi urusannya, beliau tampak berkali-kali minta maaaf karena diganggu telepon masuk dengan isi mengenai pengungsi. Lalu terdengar instruksi keluar dari mulutnya yang dengan tegas menyatakan bahwa melindungi para pengungsi itu sudah jadi kewajiban ummat Islam di Macassar Faure. "But they shouldn't sheltered in our masjeed since our masjeed is a holy place. And we couldn't take any risk if a riot happenned in our masjeed," ucapnya tegas. "Let them live with you, they'll be saved in our houses," sambungnya lagi dengan guratan galau di sekujur keningnya. Imam Adam mengusap lelehan keringat yang seharusnya tidak mengucur di pagi berselimut kabut ini. Dan kami semua terpana menyaksikannya.

"Minta ma'af bapak-ibu," katanya kemudian. lalu beliau beralih topik membicarakan kerusuhan di sekitar kampung Macassar Faure. Kerusuhan yang terjadi di Kayelitsha, Nyanga, Kuils River, Masiphumelele dan daerah-daerah sekitarnya yang membawa kekacauan bahkan mengakibatkan seorang korban terbakar hidup-hidup.

-ad-

Sudah dua minggu lebih kelompok penduduk kulit hitam marah membabi buta terhadap para warga negara asing dari negeri tetangga yang mencari rejeki di Afrika Selatan. Ada orang-orang Malawi, Somalia, Tanzania dan sebangsanya yang sejak berhentinya rejim apartheid hijrah dari negeri mereka untuk mengadu nasib di negeri demokrasi yang baru ini. Mula-mula kerusuhan hanya terjadi di Propinsi Gauteng dimana ibu kota negara berada. Kemudian meluas hingga ke propinsi Kwazulu-Natal, Mpumalanga dan bagian barat daya. Dan, mulai pekan kemarin propinsi Western Cape tempat tinggalku ini ikut-ikutan pula. Berita-berita di TV dan koran lokal amat menyakitkan hati dan pandangan. Merobek hatiku yang rapuh, menjadikanku malas mencermati berita.

Koran Cape Argus terbitan Jum'at di meja kerja suamiku separuh halamannya diisi foto penjarahan besar-besaran. Begaitu pula Cape Times, memamerkan sekelompok manusia yang bagai kesetanan merusak sebuah toko serta menggotong beramai-ramai freezer dari dalamnya."One dead and hundreds forced to flee as violence hits Cape" begitu judul di bawahnya. Lalu di sebaliknya halaman koran penuh berita kerusuhan itu. Terpampang pula wajah-wajah bocah cilik tiada berdosa bergelimpangan tanpa daya di atas tanah gersang. Mata-mata itu seperti berharap separuh bertanya. Sementara jemari cilik mereka tak menggenggam apa-apa, tidak juga sepotong roti pengganjal perut yang lapar di malam dingin.

-ad-

Imam kami yang arif menganalisa bahwa mereka  menjadi korban demokrasi yang kebablasan. Semua orang dipersilahkan masuk dan mencari rejeki disini. Sementara rakyat mereka sendiri tidak dibekali dengan keterampilan yang cukup untuk memulai usaha. Akibatnya, pendatang yang dulunya merupakan pelarian dari kerusuhan etnis di negerinya mengambil kesempatan dengan membuka usaha disini. Tenaga kerja Afrika Selatan hanya jadi bagian terbawah dari struktur perusahaan asing tadi.

Kepahitan ini jadi semakin pahit seiring dengan melonjaknya harga bahan pangan dan bahan bakar serta energi seperti yang baru mulai dikeluhkan di Indonesia. Roti, bensin dan listrik sudah beberapa kali naik harga walaupun sedikit demi sedikit. Begitupun beras, makanan pokok orang Cape Malay yang dulu tujuh setengah Rand sekilo sudah naik jadi dua belas Rand. Betapa beratnya beban hidup ini nyaris tak teratasi lagi.

Koran-koran memberitakan betapa lambatnya reaksi pemerintah pusat atas aksi bakar-membakar dan lempar-melempar ini, sehingga tak kurang dari 20.000 penduduk Cape Town terpaksa kocar-kacir mencari pengungsian sendiri-sendiri. Rumah-rumah ibadah diserbu, termasuk rumah ibadah kami. Tapi kearifan imam ikami menahan keinginan mereka untuk berlindung di dalam masjid. "Tempat suci ini bukanlah sarang angkara murka," katanya. "Siapa yang dapat menjamin orang-orang Kristen tidak bakal marah menyaksikan pengungsi-pengungsi Kristen di dalam masjid kita?" tanyanya pada diri sendiri.

Seorang wanita kulit hitam berjilbab dengan abaya hitam nampak mengangguk kepadanya dari kejauhan. Lalu dia menghampiri kami, berbincang-bincang sejenak dengan istri imam kami dan mohon doa sebelum beranjak melanjutkan perjalanannya ke salah satu rumah penduduk yang menampungnya. "Di belakang keluarga perempuan itu banyak tetangganya kaum Kristiani yang ikut kemari," jelas Imam Adam. "Dia sendiri jamaah kita asal Tanzania," lanjutnya. Kami mengangguk-angguk paham.

-ad-

Kerusuhan memang mulai mereda setalah presiden Thabo Mbeki muncul di muka publik setelah kunjungan kerjanya di luar negeri berakhir. Begitu pula gubernur Ebrahim Rasool telah memintakan maaf atas ketiadaberdayaan pemerintahannya mencegah kerusuhan terjadi. Bahkan, beliau kedengaran memuji upaya penduduk di Masiphumelele yang memprakarsai sendiri perdamaian dengan minta maaf kepada para korban di daerah itu serta mengajak mereka kembali ke rumah masing-masing. Tapi tak ayal ada juga nada kecemasan yang terkandung dari para korban. Tersirat kesan bahwa ucapan mereka hanya sekedar di bibir saja, lagi pula apa yang akan dikerjakan di bekas lahan mereka? Rumah dan tempat usaha sudah porak poranda menyisakan arang dan bangkai? Getirnya hidup........

-ad-

Aku berhenti menangisi diriku. Rasanya peristiwa ini menjadi alat Tuhan untuk mengingatkan  diriku yang sangat lena mengurusi diri sendiri sampai merasa menjadi orang tersusah di dunia. Masya Allah! Kini tiba saatnya aku harus lebih mengingat Tuhan dan semua makhluk ciptaanNya. Aku bukan makhluk tersusah. Di belakangku sana, banyak sekali jiwa-jiwa yang merana karena dibantingkan nasib. Ya Allah, ampunilah kekhilafanku, dan ijinkan aku mendoakan kebaikan bagi mereka.

31 komentar:

  1. semoga alloh memberikan kelancaran dan memberikan ketabahan serta kesabaran kepada mbak.....dibalik kebahgian dan kesedihan yang alloh berikan kepada kita terdapat hikmah yang sangat besar yang dapat kita petik...

    BalasHapus
  2. keukeup pegeuh tehhhh.... > :D <

    BalasHapus
  3. semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan kesabaran pada mbak.....
    peluk sayang mbak Julie

    lely

    BalasHapus
  4. bunda..bulan hanya bisa mendoakan, moga bunda di beri kekuatan dan ketabahan.

    BalasHapus
  5. Mbak Julie.....sing enggal damang.
    keukeup deudeuh ti saya buat Mbak Julie tercinta.

    BalasHapus
  6. Amin. Terima kasih juga ya dik doanya yang sangat membantu saya.

    BalasHapus
  7. Nuhun. Euleuh, mani karaos haneut. Keukeup deui we ti katebihan.

    BalasHapus
  8. Amin. Terima kasih ya dik. Terasa betapa banyaknya kasih sayang orang tercurah pada saya. Zoentjes untuk Affif dan adik-adiknya.

    BalasHapus
  9. Amin-amin-amin. SEmoga Allah mendengarkan doa ananda Bulan yang tulus dan suci. Kita saling mendoakan ya nduk?

    BalasHapus
  10. Nuhunnya de Senny. Puguh ge itu mbak Irma, mani telah berjasa mengingatkan saya bahwa saya tidak boleh cengeng...... Salam ka mbak Irma upami papendak. Saurna anjeunna nuju muriang, sigana mah bade kenging DB. Pikarunya.....

    BalasHapus
  11. bunda, postingannya bwt renungan syaa yah.,.,

    thanx

    :)

    BalasHapus
  12. Ya, memang bisa dijadiin renungan koq. Walaupun ini bukan hasilnya merenung alias cari inspirasi buat karangan. Ini true story yang menghiasi hari-hariku.

    BalasHapus
  13. sedih juga membaca ceritanya, semoga para korban kerusuhan cepat mendapatkan jalan usaha lagi..

    BalasHapus
  14. Baru saja aku mau tanya tentang kerusuhan yang terjadi di sana??? budhe sudah menjelaskan. Syukur alhamdulillah kalau orang Indo tidak jadi saasaran (bukan berarti tidak peduli dengan yang lain) semoga semua cepat berakhir dan tidak ada lagi korban yang jatuh ....
    Semoga budheku diberi ketabahan dan kekuatan menjalani semua ujianNya. Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan kita budhe ... do'a kami di Qatar untuk kesehatan budhe ....

    BalasHapus
  15. Berita terakhir, kebanyakan nggak mau tinggal disini lagi. Pada ketakutan. Koran hari ini malah bilang "City refugee chaos grows". Sedih deh.

    BalasHapus
  16. Ya, terima kasih atas doa dan pengharapannya.Senengnya punya keponakan baru, jadi kepengin cepet bisa ketemuan terus meluk yang kenceng.

    BalasHapus
  17. bu Julie ketabahan dan ketegaran ibu patut saya contoh. walau saya tidak tahu sakit apa yang tengah ibu rasakan dan operasi apa yang ibu alami namun empati yang dalam saya sampaikan. Sekarang ibu yang tengah merasakan sakit, mungkin lusa atau kapan saya mendapat pula cobaan yang serupa. Syafaakiillah.

    BalasHapus
  18. Sakit saya yang masih sisa (dan lagi dalam tahap perbaikan) adalah Rotator Cuff Syndrome/Shoulder Impingement. Masalah kecil aja kok bu Mira, cuma bikin sakit. Terima kasih simpatinya. Tapi saya harap dan senantiasa saya doakan bu Mira jangan sampe sakit. Saya yang ngalamin sakit udha bosen bu. Padahal program saya habis ini saya mau konsentrasi di perut karena ada lagi yang kerasa disitu tapi masih bisa saya tahan. So, jangan sampe pernah jatuh sakit ya bu Mira. Tuh, dik Pipiet ngangguk-ngangguk setuju.

    BalasHapus
  19. Teh cepet sembuh ya. Aku yakin teteh pasti bisa sehat lagi. Kemarin aku baca buku terapi tahajudnya M.Soleh. katanya dengan tahajud yang ikhlas bisa menyembuhkan semua penyakit. Maaf teh bukan ngajari bebek berenang lho..........pas aku juga baru baca2 tuh buku dalam rangka pengobatan juga sih............
    InsyaAllah kita semua sehat wal afiat yaaaaaaaaaaaaaaa

    BalasHapus
  20. InsyaAllah semoga sehat kembali bu. btw, boleh tahu operasi apa bu?

    BalasHapus
  21. Yaa Allah... Damaikanlah Ummat di dunia ini..

    Sesungguhnya setelah kesusahan akan datang kemudahan.

    Smg Allah SWT meringankan rasa sakit dialami Bunda. Dan memberi kesembuhan dgn segera...

    BalasHapus
  22. Ah aku seneng koq dikasih tau dik Iedus. Insya Allah aku mau lebih khusyu tahajud. Dik Iedus juga moga-moga kukunya cepet tumbuh lagi ya?! Soalnya untuk pindahan butuh kesiapan fisik yang kuat lho............. (eh, kok jadi bagian aku yang ngajarin bebek berengang. Maap!!)

    BalasHapus
  23. Amin-amin-amin. Doaanak yang cantik hatinya Insya Allah didengar Allah. Jazakumullah khairan katsiran.

    BalasHapus
  24. terdengarnya, sangat mencekam kondisi di Afrika Selatan sana yah Tante?
    Semoga Tante sekeluarga dan orang-orang Indonesia di sana dilindungi Allah dari segala niat jahat.

    Dan semoga diberikan kesembuhan juga buat Tante Julie. Amin.

    BalasHapus
  25. Amin dulu ah mas Andi sebelum njawab. Iya memang mencekam, tapi jauh kok dari rumah tante. Soalny daerah rumah tante itu dulunya distrik orang kulit putih dijaman apartheid. Udah gitu orang itemnya yang datang ke daerah tante juga orang butuh kerja (gardener dan safety guards aja), jadi aman. Terima kasih ya mas.

    BalasHapus
  26. Syukur Allhamdulilah masalah kerusuhan,jauh dari tempat tinggal Jeng.Jadi konsentrasinya tinggal menghadapi kesehatan,dengan mengucapkan Bismillah hirochmanirochim, semuanya akan berjalan lancar termasuk operasinya( jadi nggak?),dan cepat diberikan kesembuhan seperti sedia kala .Mudah2an ini merupakan operasi yang terakir kalinya,jadi cukup S3 saja, pengalamannya,seperti teman jeng ceritakan.Amin.

    BalasHapus
  27. Inggih mbakyu. Tempat tinggal kami dan semua warga masyarakat Indonesia lahamdulillah jauh dari tempat kerusuhan, karena kerusuhan di kantong-kantong orang kulit hitam. Hari ini mungkin mulai merebak lagi, sebab dua orang tukang kebun kami tidak masuk kerja tanpa permisi dan tidak bisa dihubungi di HPnya. Mungkin pulsanya habis, sedangkan warung-warung penjual pulsa pada tutup (sebab biasanya milik pendatang). Nyuwun pangestu, lusa saya dioperasi. Tapi untungnya cuma semalam di RS karena dokter tidak akan membuka bahu, hanya dengan teknik key hole surgery. Saya bersyukur dan berterima kasih telah didoakan. Semoga mbakyu juga senantiasa diparingi kekuatan dan kesehatan di dalam mendampingi tugas kakangmas.

    BalasHapus
  28. iya bunda kita bisa bersatu lewat doa yang tulus..Amin

    BalasHapus
  29. Peluk ciumku khusus buat ananda Mina di perantauan.

    BalasHapus
  30. Semoga sesudah operasi, wes ewes ewes, bablas sakitnya!

    BalasHapus
  31. HAnya mengharap, dan selalu nggak putus harapan, walaupun kenyataannya.......... Amin aja deh, terima kasih ya jeng.

    BalasHapus

Pita Pink