Powered By Blogger

Rabu, 30 Januari 2008

BALLADA SUMIRAH LASKAR PENGASONG

Penguasa,

Tolong aku

Biarkan aku menjejakkan kaki di tanah perkasa

Di antara dinding-dinding besi dan narapidana

Dimana kebebasan cuma jadi cerita

Dan impian yang tiada terhingga

 

Aku ini laskar terbuang

Tersuruk-suruk dalam rimbanya para penantang

Yang menghendaki keadilan jadi wajah bumi ini

 

Aku ini kaum Sumirah

Yang hidup tanpa gairah

Sebab nafas kami path terengah-engah

Lama lari diburu petuas yang jengah

Karena mengasong di tepian jalan

 

Rumah perkasa itu

Impianku untuk hidup damai

Tanpa beban esok pagi

Dan hari-hari nanti harus makan apa

 

Aku rela

Demi inderaku yang silau semata tertusuk

oleh keadilan yang seperti jauh mengawang

Mengangkasa

Mengejek kaumku

Kaum Sumirah, laskar pengasong

 

-ad-

 

Wien, empat mei sembilan tiga

4 komentar:

  1. Puisi-puisi ini.. senang saya membacanya

    BalasHapus
  2. Iyeu teh Emak yg bikin? Nggak nyangka nyak. Selain bikin tulisannya apik, ternyata jago puisinya.

    BalasHapus
  3. Sumuhun. Lha kalo bukan emak siapa? Masa' mau nyabut gitu aja, pan nggak etis ya?! Nuhun, emak mah nggak pinter nulis, tapi adanya begini ya emka tulis aja sesuai apa yang ada di pikiran emak. Secara sejak SMP emak udah cinta sastra.

    BalasHapus

Pita Pink