Aku tahu kini apa yang kau mau
Di balik dinding dingin hatimu yang kau pahat dengan senyummu itu
Warna warni bebatuan itu
Adalah kilatan cahaya yang menghunjam nyawa
Ketika kubuka jendela cerita cinta
Dan kuhitung ulang detak-detak hati
Aku tahu kini apa yang kau mau
Kusudahi saja
Satu buku yang selesai kita tulis
Dan kutorehkan nama di balik sebuah kisah
Lalu kusimpan rapi
Apapun yang pernah merangkum jiwa kita dulu
Dan aku tahu
Kelak kau pasti akan merinduinya kembali
merindui cumbuku
di pagi itu
Waktu prenjak ribut melonjak-lonjak senang di jendelaku
kau ada di situ mengerlingkan matamu
Assalamu'alaikum. Allah mengawanimu sekarang.
(Kota Hujan di serpihan kenanganku, Januari 1983-2010)
Untuk siapa ini bu ??
BalasHapusKangen sama bapak ya??
BalasHapusPenutupan bukan berarti tak bisa kebali terbuka
BalasHapusperpisahan bukan tak muangkin untuk kembali/ bertemu lagi.
Suatu saat Dia akan sadar dan menyesal.
Di situpula lah dia akan mengemis tuk kembali.
Terimalah semua ini dengan lapang dada, Allah maha tau untuk segalanya.
Untuk yang dulu pernah menguasai hati, jiwa dan diri saya mbak. Masuklah ke Bundel. Kok lama nggak nongol di situ?
BalasHapusXixixixixii,,,,,,,,, dan gigiku yang gingsulpun kelihatan........
BalasHapusTerima kasih atas moral support dan doanya.
BalasHapusBiasalah, orang 'kan nggak boleh kege-eran mbak. Jadi ya, menyimpan harapan bersatu kembali itu rada riskan gitu lho. Iya nggak sih?
Selamat Tahun Baru buat adinda sayang di Durban yang panas.
semoga dibuku baru nanti, penuh dengan warna cinta, seperti warna-warna pelangi cintaNYA.
BalasHapusiya bu juli,, jarang buka MP, seringnya Fb lebih cepat :-D. dan urus anak suami dan rumah agak repot.
BalasHapusAdakah aku sanggup menulis sebuah buku?
BalasHapusOh pantesan....... kirain balik lagi ke Turki, terus jadi jarang ngempi.
BalasHapus