Aku
sekeping do'a di senja kala
Sebersit waktu di remang malam
Aku
mengayun langkah menuju Allah
Menghimpun bekal mengarah ke rumah
Tempat berkumpul semua senandung dan puji-pujian
Lagu abadi irama maknawi
Penyejuk diri pembuka hati
Aku
bersama dzikir menghamba diri
ke ribaanmu
Tuhanku
Sampai saat kau datang mengambil
Semua apa yang aku punya
Dengan seluruh rentak kasih-Mu
Rebah tanah menyelimutiku
Agar kekal cintaku satu
Kepada-Mu dan kasih sayang itu
abadi selamanya.
(Hari pertama Februari dua ribu sepuluh di Taman)
Amin
BalasHapussuatu kalimat yang sejuk
i like ...Bunda memang top deh
Aku
BalasHapusalangkah membahagiakan diriku
bila mampu iringi langkahmu
:)
long long way ya mak..
BalasHapusAduh mbak, ini gaweyane wong iseng aja kok. Gara-gara mau pergi kelamaan nunggu cucian nggak berhenti-henti diputer sama mesin cuci.
BalasHapusTerima kasih. Tuh tanya mas Agus, saya 'kan nggak ada apa-apanya ya mas?
Kusambut jiwamu
BalasHapusDengan sepenuh keikhlasan
Melangkah kita bersama
Menuju Yang Satu
Terima kasih mas Agus. Nggak ajdi berhibernasi?
Belum jatuh saatnya winter ya?
It's a long long way to Tipperarry?
BalasHapusbanyak cuciannya toh bunda?
BalasHapushehhe
Lumayanlah, musim hujan sih. Jalanan pada becek, jadi pakaian juga pada kena kotoran. Mau bantu mbak? Terima kasih.
BalasHapuswah..sambil nunggu cucian masih bisa berkarya ya..mantaap...
BalasHapusNulis itu mbak Ita, nggak bisa dikasih waktu. Kapanpun juga, kalau ada yang kepengin ditulis, ya jadi. Makanya si Oneng alais Rieke Diah Pitaloka, juga bikin puisi di atas WC-nya 'kan?
BalasHapusTerima kasih ya mbak, sudah mampir nengokin saya lagi.