Powered By Blogger

Minggu, 30 November 2008

"JAKARTA UNDERKOMPOR" MELANGLANG BUANA KE AFRIKA SELATAN

Aku sama gilanya dengan anak-anakku. Konon kata orang-orang, nenek tak tahu malu. Sudahlah bangkotan hendak jadi anak muda lagi. Apa pasal? Sebab walaupun sudah setengah abad aku pantang berhenti berselancar di dunia maya. Bahkan sejak setahun belakangan ini semakin asyik saja memadu persaudaraan dengan orang banyak lewat Multiply. Semua gara-gara si bungsu anakku Harry.

Dua orang jagoan yang terlahir dari rahimku satu sama lain berbeda sifatnya.Yang lebih tua lebih cenderung memanfaatkan waktunya untuk kegiatan belajar dengan buku. Internet baginya tidak seberapa penting. Bahkan kalau kami perhatikan, dia tidak menguasai teknologi internet dengan baik, sehingga kerap "direndahkan" adiknya. Ya begitulah "Si Bebek Jelek" kami yang unik.

Si bungsu justru sangat malas berkutat dengan buku-buku sekolahnya. Maka tak heran jika dia tak memiliki banyak text books. Tapi, kebutuhan pengetahuannya dipuaskan lewat internet. Baginya, menyimpan buku-buku yang hanya diperlukan di sekolah sama dengan menyita lemari serta menjaring debu.

Sejak di SD dulu kecintaannya akan komputer sudah kental. Semasa kelas 3 SD dia sudah bisa menguasai words dan program-program mainan. Bukan karena paksaan pihak sekolahnya di Belgia, melainkan karena ketertarikannya sendiri. Masih kuingat dengan jelas ketika diminta membuat karya tulis untuk dipresentasikan di muka kelasnya, dia memilih topik "Komputer dan Teknologi Informasi". Sesuatu yang tak terbayangkan untuk anak kelas 4 SD, apalagi anak dusun dari Bogor yang walaupun merupakan penyangga ibu kota negara tak juga beranjak semaju Jakarta atau setidak-tidaknya Bekasi dan Tangerang.

-ad-

Perkenalannya dengan "insan yang lucu" ini juga diawali di internet. Tahun 2004 dia menggilai setiap blog yang dibuat oleh Bang Arham -begitu dia menyebutnya-. "Super kocak, dan menyenangkan," katanya kepadaku waktu aku iseng-iseng ikut mengintai blognya di Indosiar. Ada sepotong wajah Arham pemuda Kendari di atas sebuah WC serta Arham-Arham yang menjelma dalam bentuk manusia lain. Akupun sepakat dengan anakku bahwa orang yang satu ini sangat kreatif dan menyenangkan.

Arhamlah yang menggugah minat anakku untuk mempelajari semua teknologi internet sedalam-dalamnya, sehingga dengan pe-de-nya dia mau ditugasi guru-gurunya di sekolah untuk menjadi asisten guru TI. Sebagai akibatnya kami harus rela memenuhi semua keinginannya akan buku-buku TI termasuk berbagai serial photoshop. Hasilnya memang tak mengecewakan, wajah anakku dirubahnya sendiri menjadi seorang raja TI yang memikat hatiku sehingga menyebabkan aku menyimpannya di dalam layar ponselku sampai kini.

-ad-

Suatu hari secara tidak disengaja salah seorang guru bantu di sekolah anakku memperkenalkan Multiply. Semua kehebatan Multiply disodorkan kehadapannya, sehingga anakku tergerak untuk mencobanya. Siapapun tahu kehebatan site kesayangan kita yang satu ini toch? Maka anakkupun tiba-tiba beralih ke Multiply dan menyatakan  good bye forever dengan Indosiar.

Pucuk dicinta ulampun tiba. Disana dia berpautan lagi dengan Bang Arham idolanya. Dan darinyalah dia banyak menimba ilmu baik secara langsung maupun melalui insiprasi-inspirasi yang ditularkannya. Sampai secara tak sengaja kutemukan sitenya di  "http://indoidols.multiply." dengan wajah imutnya yang "menggelitik" minta dikomentari.

Rasa kasihkupun menggelegak. Maklum waktu itu umurnya sudah meningkat remaja. Dan sudah hilang kebiasaannya untuk bersandar manja di dada atau pangkuanku. Bahkan untuk sekedar mencium pipinya yang lembut yang dulu seringkali kugigiti dengan bibir segemas-gemasnyapun, kini tak mudah lagi kulakukan.

Kumasuki sitenya. Tiba-tiba ada instruksi untuk memasukkan accountku disana. Nenek yang maha bodoh itupun terpana! Maka dengan bismillah kuketuk pintu adiminstrator Multiply dan kuperkenalkan diriku sebagai Bundel, seekor makhluk tak berharga namun berarti besar dalam kehidupan kami. Seekor kucing kampung berbulu kuning dengan ekor pendek yang senantiasa menggeluti kaki-kaki kami setiap pagi dan malam serta ketika kami membuka pintu rumah sehabis bepergian. Bundel, ya Bundel, nama panggilan kesayangan yang diberikan anak-anakku dan ayahanya uhntuk si Beannie kucing kesayanganku yang tak beribu dan berayah di pelataran rumah BTN kami.

Jadilah Bundel kemudian menggoda menyapa manja Indoidols di sitenya. Pemuda itu nyaris marah. Tapi ketika dia tahu siapa di balik kepala gundul abu-abu penuh tanda tanya di rumah yang kosong, tertawalah dia. Dihampirinya aku di kamar kerja suamiku. Dan diguncang-guncangnya tubuhku melampiaskan gemas. Mulut itu tertawa lebar-lebar hingga tak tersadar dia mendaratkan ciuman di keningku. Ah, manisnya.

-ad-

Nenek iseng itu tak berniat apapun juga. Maka aku membiarkan rumah mayaku kosong sampai suatu hari secara tak sengaja aku bertumbukan dengan teman-teman sekolahku semasa gadis di site seseorang. Darinya aku mendapat "suntikan" untuk mengisi Multiplyku. Dan anakkupun menyambutnya dengan gembira.

Dan tertatih-tatihlah aku membangun rumahku seorang diri. Hanya sekali-sekali tanpa kunafikan, aku minta bantuan anakku yang senantiasa bete dengan pertanyaan-pertanyaan bodohku yang terus berulang dari minggu ke minggu. Tapi alhamdulillah dia sangat sayang padaku. Aku dilayaninya dengan baik sebaik dia memperlakukan sahabat-sahabatnya. Sampai akhirnya aku berniat "mendua". Lalu kudirikanlah rumahku yang ini. Jandra22 tempat aku melampiaskan semua rasa hatiku serta merekam semua perjalanan hidup pribadi keluarga kami semata.

Disini pula, di jandra22 salah seroang kontakku bermaksud memperkenalkan aku pada Bang Arham. Ya, aku langsung teringat makhluk satu yang lucu itu. Maka kuberanikan diri mengetuk pintu rumahnya sambil menyebut identitas asliku. Padahal, mengundang diri menjadi kontak orang lain adalah pekerjaan yang paling jarang kulakukan. Bukan apa-apa, aku tahu siteku sangatlah menjemukan. Garing, begitu istilah Bang Arham. Tanpa suara dari musik apapun, tanpa video, serta tak banyak warna. Site asli yang plain dari sononye.


-ad-

Arham tak menolak "lamaran"ku. Walaupun aku tahu toch dia tak pernah jalan-jalan kemanapun. Di suatu blognya dia mengisahkan perjalanannya ke Jakarta untuk memperkenalkan diri sebagai penulis buku langka bernuansa komedi. Anakku bilang, isinya diambil dari blognya dan diolah kembali.

Bulan lalu ketika suamiku bertugas ke Jakarta, aku memesan sebuah untuk anakku. Dia tertawa kegirangan, "ibu memang paling hebat deh. Lho kok tahu sih itu yang aku mau minta sebagai oleh-oleh?" katanya sambil menjejeriku di meja makan. Di seberang meja makan layar kaca televisi kami sudah menyala siap akan mempertunjukkan drama situasi komedi "OB". Sebentar lagi kami siap tertawa-tawa sambil makan malam.

Dia terus saja mendesakku untuk menjawab waktu dilihatnya aku hanya bungkam mengunyah sepiring nasi. Senyumku kuberikan padanya. "Oh, ibu sekarang jadi fansnya Bang Arham juga ya?" selidiknya. Mataku melirik Harry yang penuh nafsu menunggu jawabanku. "Ampun mak, ibuku ikutan ketularan ngikik terus," katanya. Lalu tawa kamipun berderai.

-ad-

Dari dalam kopor suamiku mengeluarkan setumpuk buku. Tapi yang pertama kulihat adalah "Jakarta Underkompor" yang bernuansa biru dengan wajah idola kami di sampulnya. Ya, buku itu tentu akan nongol paling dulu sebab dia berupa buku saku. Anakku cepat merebutnya, memeluk bapaknya dan lari dalam kebahagiannya yang entah kapan akan berakhir. "Ibu jangan baca duluan ya, habiskan tuh buku-buku setumpuk itu........." teriaknya sambil menghilang ke dalam kamar belajar.

Sampai hari ini aku belum membacanya betul, sebab dia masih mendominasi kepemilikan buku itu. Konon kata anakku, humor yang tidak garing walaupun tidak juga maha cerdas.

Semua yang diparodikan Bang Arham terasa enak untuk disimak. Dan gaya bahasa bloggernya sudah terpoles sedemikian rupa. Tak salah kalau Kendari Pos menjadikannya sebagai salah satu motor penggerak media massa terbesar di Sulawesi Tenggara itu.

Kata anakku kami harus mengumumkan kepada dunia bahwa "Jakarta Underkompor" sudah sampai ke ujung dunia saudara-saudara Mp-ers! Inilah kami, pasangan ibu dan anak yang bergaya narsis dengan "menggenggam" Bang Arham di tangan kami.

"Hai, hallo semuanya! Hallo Indonesia! Hallo Kendari! Hallo Bogor! Hallo Bang Arham! Kita berkumpul di Semenanjung Harapan tempat bertemunya cinta membara Samudera Atlantik dengan Samudera Hindia."

43 komentar:

  1. Keknya saya bakalan mengikuti jejak Bunda deh sebagai isteri, ibu dan nenek yang gila.... Tapi menjadi gila ternyata baik bagi sekeliling kan Bun?
    BTW keknya menarik deh Jakarta Under Kompor.... Mau ikutan Beli ah...

    BalasHapus
  2. bunda ..... wabah nyandu internet itu gak kenal usia :)

    BalasHapus
  3. hihihihi...lucu deh liat bunda narcis...kekkeke...
    btw, biar tulisannya selalu kecil kecil, aku kok gak pernah bosen n dengan tekun baca uploadnya bunda ya....salut deh

    BalasHapus
  4. Iya kata anak saya lucune poll walaupun gayanya nggak sama dengan gayanya Ayay kontak kita di Lampung itu. Ayo beli..........

    BalasHapus
  5. He....he.....he..... iya toch Ni? Wah makin heboh aja nih nanti ngempiku. Kau yang tanggungjawab ya kalo sampe aku lupa ngurus keluarga?!

    BalasHapus
  6. Hoa....ha.....ha...... wong aku njelehi kok ada yang mau marani terus ya?

    Terima kasih banyak mbak Wien, I love you! Cium hangat dari perantauan!

    BalasHapus
  7. salam sukses buat ibu juli tambah seger saja, women inspirasi nih update terus ya bu jadi kayak mbaca novel bersambung

    BalasHapus
  8. Mba Julieee.....kok aku keduluan sih...bolak-balik ke toko buku tapi sampai sekarang belum juga menemukan bukunya bang Arham "Jakarta Under Kompor"...la delalah kok malah mba Julie yg berada nun jauh disana sudah dpt duluan...he..pis ah mba!

    BalasHapus
  9. oh begitu tante ternyata kisah dibalik nama "bundel", hihihihiihi...dulu sempet aneh kok nama ID nya bundel :)

    BalasHapus
  10. Bu Julie..niko lho..katah calon mantu...(shalehah kabeh) gari milih...
    Bu Julie kagungan Putri.. (C3w3k) mboten...?(mung takon tok..)

    BalasHapus
  11. Bisa lempar ke sini nati ya Bu?
    he he he (just kidding)
    Salam kenal buat mas Harry nya ya

    BalasHapus
  12. huahahahaha..
    hiks.. hiks..
    *tertawa sambil menangis terharu*

    makasih Bun...
    maafkan diriku yang jarang main ke rumah Bunda..
    hiks..

    BalasHapus
  13. Halah! Bisa-bisanya muji-muji terus. Emoh ah aku. Nanti buntutnya terus dibanting, sakit, adouw!!

    BalasHapus
  14. Wah?! Saya minta maap deh yak?! Gak sengaja deh nih, mendahului orang-orang di tanah air. mana di ibu kota lagi tinggalnya. Bener sih cuma ibu kota Jawa Barat. Tapi 'kan saya jadi kualat nih, he....he....he...... maaaf...........!!

    BalasHapus
  15. Kayaknya anak saya juga ngiri nih lihat pak guru. nantikan ya pak "ulah" anak saya berikutnya. Haiya!! Maaf lagi........... keren euy pak guru mah dapet poto bedua!

    BalasHapus
  16. Heu-euh. Sebetulnya sih si kucing namanya ya bukan Bundel. Beannie, gitu. Tapi bapak dan anak tuh tanpa nanya kesediaan saya tau-tau manggilnya Bundel-Bundel gitu aja. Eh, lama-lama jadi nick-namenya deh yang ngetop. Why not ah, ditanya sama admin Mp bingung, register aja atas nama si kucing.

    Lha, pertama anak saya lihat kepala gundul abu-abu pake user name Budnel. dia cuma bingung, kok ada ya yang punya nama kayak kucing kami. Mula-mula dicuekin. Tapi lama-lama sih penasaran juga rupanya. Dia datengin site si Bundel itu. Eh, lha kok data diri emaknya nongol disana........... he....he.....he......

    BTW Bundel itu kembar tiga. Yang satu mati merana di jalanan karena waktu masih bayi ikut naik mobil sampe jauh tapi salah cara. Dia masuk ke mesin. Kecelakaanlah jadinya. Yang satunya hidup sampe tua dengan dia namanya Lucky Luke alias Lucky alias Kiluck. Tapi waktu ditinggal pindah (sebab kami males ngurusnya ke Direktorat Karantina Hewan Deptan), dia minggat. Cuma pulang kalau saya pulkam. Itupun habis kangenan sama saya (kami) pergi lagi. Kayaknya sih diambil mantu sama tetangga yang punya kucing cantik. Wis ya kisahnya segini aja.

    BalasHapus
  17. Matur nuwun. Semoga gadis dan bujang saleha dan saleh segera dpat kamar yang cocok ya pak.

    BalasHapus
  18. Jangan dilempar ah, nanti kotor dan sobek. Eman-eman. Saya justru mau ngundang dik Rossy nginep sendirian di rumah saya. Atau nanti kalau saya bikin talk show memperingati bangkitnya emansipasi kaum wanita bulan April datang kesini? Nanti sekalian tak pamerin sama orang-orang asing disini plus para ornag kulit berwarna bahwa perempuan Indoensia itu udah pada maju dan bisa melanglangbuana ke LN tanpa dibawa keluarganya. Mau ya?!

    BalasHapus
  19. Cup-cup abang, habis ketawa ngakak kok langsung nangis. Tahan dulu, tante ambil diapers ya, supaya ngicrit-ngicritnya nggak kemana-mana.

    Jangan mikirin main kesini ya bang, yang jelas kami cuma mengharap abang tetap produktif dan bersedia menghibur rakyat banyak. Salam hangat kami berdua J&H.

    BalasHapus
  20. hahahahahaha, tante bisa ajah. btw, tante julie makasih kisahnya soal asal usul si bundel :)

    BalasHapus
  21. salut buat nte' Julie ... dan kang Harry bisa ngomporin :D
    semoga renungan dan tulisan nte' Julie selalu memberikan pencerahan ... :)

    BalasHapus
  22. Cerita yang berkesan, bunda :)
    Semoga kami bisa mengikuti jejak bunda berkelana di dunia maya, menjalin persahabatan yang bermanfaat ( selama Multiply tetap gratis lhoo ..he..he..)

    BalasHapus
  23. keren euy fotona .... kompak!
    belum pernah denger si 'bang arham' ini sebelumnya .... *jadi pengen tau*

    BalasHapus
  24. Oh belum nenek ya? Kikikikikiki...... jangan bilang-bilagn sama cucu saya ya mbak Lina. Sssstttt.....!

    BalasHapus
  25. Terima kasih ya kang Harris. BTW aku lagi merenung apa sih kali ini? *bingung............*

    BalasHapus
  26. Ayo, ayo ngempi-ngempi-ngempi. Asyik lho!!

    BalasHapus
  27. Oh masa' iya sih? Terima kasih ya. Lagi sama-sama narsis nih.
    Buruan masuk ke sitenya. Pokoknya dijamin lucu.

    BalasHapus
  28. Salut buat mas Hari,yang bikin mamanya jadi kecanduan ngenet dan Ngempi............

    BalasHapus
  29. Wah seru, hobby anak....nular ke ibu...
    Emang seru bener ya mba, sitenya 'bang Arham', jadi pingin buru-buru meluncur ke tkp niy...

    BalasHapus
  30. Waalaikum salam budhe. matur nuwun. Budhe juga pasti ketularan mbak Nia dan mas Raka 'kan?! Soalnya para bapak kita kayaknya nggak ngempi deh.

    BalasHapus
  31. Lumayanlah buat ngelepas stress sih, samperin deh.

    BalasHapus
  32. Asyiiik dapet oleh-oleh...
    jadi penasaran nih pengen baca, nanti saya mau beli juga ah...

    BalasHapus
  33. aAyo, dibeli, dibeli, dibeli *kompor meleduk*. Lucu kok.

    BalasHapus
  34. mumpung tadi pergi ke mall, ahirnya saya mampir di toko buku gunung agung, ya beli deh buku itu, tapi belum dibaca.

    BalasHapus
  35. saya lihat buku itu tante,,, ikut baca2 dikit di Gramed (hehe, belom mampu beli). kata kakak kelas yang beli, emang lucu... tapi covernya tu loh... agak risih, hehe... Denger2 tu cover bukan photo bang arham yang sebenernya yah?

    BalasHapus
  36. Kalo mau tahu, ada kontak saya yang lucu juga dan lucunya tuh cerdas. Blognya diisi posting gurauan, tapi gurauannya terpelajar banget, kelihatan pemilik blognya banyak ilmu tingkat tinggi yang setara dengan ilmunya mbah Google. Tapi blongya Bang ARham ini lucu jug akok. lumayan menghibur gitu. Mula-mula tante nggak suka jalan ke blognya. Cuma kalo pas anak saya nongol disana, saya kadang-kadang ikutan baca. Tapi lama-lama karena terbujuk salah satu kontak saya jadi saya ajukan pertemanan, eh kok alhamdulillah nggak ditolak sama bang Arham.

    Nah, saya tahunya dia memang jagoan phoroshop sampai segala macam bisa dibentuk sesuai dengan keinginanya menjadi diinya. Anak saya termasuk salah satu "murid"nya hasil tutorial di blognya jaman masih SMP dulu. Dan bisa bikin kayak bang Arham itu. Jadi intinya, kemungkinan juga bukan wajah dia yang di cover. Tapi setahu saya sih aslinya wajah dia memang begitu. Soal kepala itu ditemeplin di badannya siapa, saya kurang paham. Yang begitu 'kan emmang di"create" dengan photo shop.

    Kenapa nak Luluk, risi ya lihat dia cuma koloran doang? Kudunya dia pasang kolor ijo sisan ngawe wae ya? Ha....ha.....ha.......

    BalasHapus
  37. Oooh... baru tahu sejarah ID bundel :).
    Soal Jakarta Underkompor, iya, memang lucu... Nggak fantastis gimana gitu sih, tapi menghibur lah...

    BalasHapus
  38. Halah iya, memang adanya begitu. Sebetulnya yang ngefans berat sama Arham adalah anakku lho mbak.

    BalasHapus
  39. Seneng baca tulisan mbak Julie ini..
    (lihat postingan ini dari MPnya Arham)

    *Salam kenal mbak.. :)

    BalasHapus
  40. Aduh terima kasih bu. Saya sih ibu rumah tnagga biasa, jadi maaf tulisan saya seadanya. Maklum nggak pernah kenal kantor sih xixixixixixi......

    Salam kenal kembali. Kalau mau lihat site saya satunya ada di bundel.multiply. Tapi jangan dibandingkan dengna site bu Wirda ya, nggak ada sepertiganya deh, lagi-lagi maklum yang nulis nenek nggak pernah megang mesin ketik.

    Selamat akhir bu, semoga siap buat ngantor lagi hari Senin.

    BalasHapus
  41. benar loh bun bukunya enak di baca meskupin cici blom sempat baca semua bis tiap mo duduk enak si theo ngerecokin ;)

    BalasHapus

Pita Pink