Naga-naganya sebentar lagi aku bakal jadi "makhluk halus". Ada tapi tak nyata.Tak ada tapi sekali-sekali nampak jua. Apakah istilah yang tepat buatku? Menyepi? Menepi? Meditasi? Merenungi diri? Apapun adanya aku tak bisa mengatakannya.
Di sekelilingku nanti hanya akan ada sekotak kaca yang bisa bersuara dan membawakan wajah-wajah yang sudah sangat kukenali kehadapanku. Juga listrik yang cuma sekian watt saja serta pancaran hangat langsung dari matahari di atas kepala. Lalu, akan ada kesejukan yang dihantarkan oleh lubang angin di atas jendela rumahku semata.
Ya, nampaknya aku akan kembali ke peradaban. Ke saat-saat dimana "Mp" belumlah jadi suatu keharusan. Ke jaman dimana koran itu berarti kertas yang membentang lebar di depan wajah serta berita itu berarti telinga yang tajam serta mata yang awas.
Dalam masa perenungaku ini barangkali aku justru akan menemukan kembali semua masa laluku yang telah tertinggal jauh atau bahkan berserakan tak teratur. Jika itu yang terjadi, maka aku akan memungutinya dan mengumpulkannya kembali di dalam laci memoriku.
Aku akan memilah-milahnya dan menyapu semua debu yang mengotorinya supaya layak kujamah lagi untuk pemuas nafsuku. Bahkan barangkali akan ada yang sempat masuk ke dalam "kopor" memoriku untuk kelak kutuangkan di dalam buku harian elektronikku ini.
-ad-
Aku membayangkan tubuh kecil itu di sisiku, bahkan merapat ke pangkuanku. Lalu kujamah rambutnya yang ikal. Kusedot bau matahari disitu sambil kusisiri dengan anak jariku. Akan kusampaikan padanya, "kau sudah jadi gadis sayangku, barangkali akan lebih manis kalau kau tutup auratmu supaya hanya kaulah yang boleh memilikinya. Dan kamilah yang bisa memujamu." Tubuh kecil itu beringsut menengadahkan mukanya, menatap lurus menghunjam bola mataku. Aku tahu kemudian, akan kudengar bisiknya, "tidakkah nenek berbohong? Aku sudah jadi gadis?" Dan di kedalaman mataku yang kelam dia akan berusaha sekuat tenaga mencari jawabnya.
Kurambati dada gadis cilikku. Ada desir-desir kehangatan dan deburan kencang di balik rusuknya. "betul cintaku, kau sudah jadi gadis sekarang. Dan untuk itu kau perlu memperkaya jiwamu dengan iman yang teguh. Kecantikanmu adalah keimananmu pada Allah. Maka kau harus menjaganya sebaik mungkin supaya tak dirusak orang. Agar tetap dapat kau persembahkan bakti tulusmu pada Allah Sang Maha Kasih. Ya, untuk saat ini hanya Allahlah yang berhak atas dirimu, dan karenanya jangan biarkan siapapun jua menyentuh tubuhmu."
Bibir itu akan mengerucut. Membuang semua rasa tak percaya akan kata-kataku. Tapi, bibirku juga yang akan memagutnya dengan senyuman, serta sederet kata yang menyejukkan. "Ya, manisku, nenek katakan apa adanya. Semoga hidupmu bahagia selamanya."
Kemudian dia akan mengajakku seperti dulu, naik ke atas kasur ranjang tidurku. Menuntutku untuk bercerita baginya. Apa saja seperti biasanya, namun kali ini tentu akan kuarahkan untuk memberinya pengarahan mengenai alam kedewasaan. Sementara itu di pangkuanku akan tertebar buku-buku ilmiah itu menyertai gesekan biola yang mendayu-dayu dari piringan digital di kotak musikku. Aku akan memasuki dunia kedewasaan berdua bersama cucuku. Sampai dia mengerti. Sampai dia mau menyimpan semua kecantikannya di dalam balutan gaun islami.
-ad-
Aku akan kembali ke peradaban. Ke jaman dimana aku belum mengenal segala perangkat yang sekarang ada di sekitarku dan akrab kugeluti. Artinya aku akan kembali ke kesepian, serta kepada kesederhanaan yang ditimbulkan alam dunia.
Akankah semua itu kusesali? Aku belum menemukan jawabnya. Tentunya tak akan menemukan jawabnya sampai aku merasa bahwa aku ada disana. Di masa itu, dimana hidupku adalah kesederhanaan dan kebersahajaan belaka.
Sekarang harus kukemasi dulu bekalku menuju peradaban masa lalu. Pelan-pelan kuredupkan aura nyala lampu yang terang. Kubuka jendela dan pintu yang mengungkung diriku. Dan kusongsong kebebasan di alam sana. Di masa dimana aku belum terpengeruh apapun. Semoga aku bisa menikmati diriku yang dulu, seperti aku menyukuri keberadaanku sekarang. Segala puji hanya bagi Tuhan, Allah Sang Maha Pencipta yang berkehendak.
Di pelupuk mataku, pada selaput otakku tergambar sudah wajah kecil mungil itu. Dengan kulitnya yang hitam manis dan rambutnya yang ikal bergelung-gelung ke atas. Aku sudah merindukannya sekarang. Akan kubawakan serangakaian cerita untuknya serta cinta sebagai pembungkusnya. Nantikan aku di bilik kesayangan kita.
: Untuk Rahmaghina Miranda Permana
cantik sekali gadis mungil ini. ini cucunya bu julie?
BalasHapusCantiknyaa.. semoga ia selalu dalam kebaikan.. terjaga dalam kasih sayang Allah dalam balutan pakaian muslimahnya...
BalasHapushiks.. bun.. kembali ke peradaban ga papa... tapi sering tengok2 kami disini ya.. jewer telinga kami sebagai bentuk kasih sayang bunda atas kesilapan kita...
Senang nya punya nenek yg care dan penuh cinta seperti Bunda Julie..
BalasHapusCucu nya skrang dimana Bun? Salam ya.. Smg kelak harapan2 dan doa bunda akan terwujud.
Ikutan dong bun!
BalasHapusIya anak keponakan saya, tapi tinggalnya memang di tempat saya. Jadi dia udah jadi cucu saya sendiri. Terima kasih atas complimentnya. Sebenernya sih dia nggak cantik, tapi di mata saya dia tetap punya keistimewaan. Ha...ha....ha.... biasa deh nenek-nenek narsis terlalu kepedean.
BalasHapusSemoga ya mbak Ni. Doain aja. Maklum dia kan murid sekolah negeri dimana nggak banyak yang menutup aurat. Neneknya aja baru-baru ini menutup aurat, kalah sama ibunya. Tapi saya udah bertekad mau kasih pendidikan seks sama cucu saya, maklum kalo baca koran sekarang ngeri ya?
BalasHapusIya deh insaya Allah saya buka-buka Mp juga. Soalnya rencananya memang mau nyepi dulu sebulan. Mencoba hidup cara orang kuno kayak dulu. Bisa nggak ya?
Terima kasih. Anak saya justru nggak pe-de kalo saya suruh ngajarin pendidikan seks sepertis aya dulu ngajarin dia. Padahal ada manfaatnya lho, anak saya walaupun banyak temannya dan mayoritas laki-laki, tapi dia nggak mudah digoda. Sampe menantu saya aja ngaku susah mau mbuka hatinya.
BalasHapusKayaknya harus saya yang ngajarin pendidikan seks buat cucu saya yang udah jadi murid kelas 2 sebuah SD negeri di Bogor. Dia tinggal nggak jauh dari rumah saya karena ortunya yang saya titipin jaga rumah, Dan lagi saya memang emak-emak norak, maunya anak-anak cari rumah di kompleks yang sama asal nggak satu RW. Hasilnya, saya harus naik delman kalo mau ke tempat anak saya. Sebab becak nggak ada yang mau, jalannya naik-turun he,,,,,he,,,,he,,,, orang di Bogor sih.
Ayo, pada puasa ngempi kayak si Ayay kesayangan kita yang nggak muncul-muncul juga. Kayaknya akhir tahun memang dikhususkan oleh para Mpers untuk refleksi diri deh. Ayo Lin, istirahat ngempi dulu kalo bisa (tapi nggak janji juga sih.............)
BalasHapusweh....belum siap istirahat bun...saya kan di sini masih kenctjur..hehehehe
BalasHapusEnten nopo niki Tho Bu?
BalasHapusTeng pundi, niku Putune? (belajar sopan ma Ortu, jadi belajar boso alus) he he he
padahal malah tambah salah ya?
nevermind nevermind...........Pinjem istilah e mas Tukul
mak mau kemana? wong aku udah kelar liburan otaknya ni,,.,
BalasHapusWah bun, kok kayaknya ga bisa, saya ga posting gpp, tp kalo ga baca postingan temen2 jadi blingsatan. Spt beberapa hari ini yang aktf ngempi pada bertapa lina jadi kesepian disini.... *uncle sopi kan dah kembli bun!
BalasHapusbahasanya indah, maknanya mampu ku jamah
BalasHapusaku bungah, selamat bermeditasi
kembalilah dengan untaian kata bijak penuh arti bu..
Hai teh kenapa mau meditasi ? waaaaaaaaaaaaaaaaaaah jgn ngilang yaaaaaaaa.
BalasHapusYa wis, selamat ngempi he....he....he......
BalasHapusNggih mboten enten napa-napa tha. Kur ajeng tapa sekedap, men mboten kaget nek mangke-mangkene mboten duwe internet maklum asale wong ndesa tuli..........
BalasHapusPutu kula nggih teng mBogor teng gonggoman umah kula. Kur ndokar mpun dugi.
Ya, wis, aku senang, anakku dah balik lagi dengan segala kesegarannya. Tapi sekarang bagian emak nyepi ya?
BalasHapusItu dia sama nih kita. Tapi aku akan berusaha ngerem nafsu dulu. Buktinya Ayay kesayangan kita juga bisa kira-kira dua mingguan......
BalasHapusAlah nggak indah pak, bahasanya orang nenek-nenek kangen cucu. Ampun.......
BalasHapusTerima kasih udah mampir ke rumah ini. Selamat week-end. Apa kabar dari tanah suci? Smoga semua sehat-sehat saja dan pulang mabrur.
Buat dik Iedus aku gak akan ngilang. Pm-in no HPnya dong.
BalasHapusSugeng tindak,sugeng pepanggihan kaliyan putro wayah.Ngantos pinangih malih jeng.
BalasHapusMatur nuwun mbakyu. Nderek titip jaga pos......... he....he....he..... just kidding mindak kuwalat!
BalasHapusWahh, saya baru dari nyepi 2 hari, gantian bunda ni :)
BalasHapusSalam untuk cucu tersayang ya bunda.
Iya terima kasih mbak. nanti saya sampaikan kalo saya ketemu.
BalasHapusRahmaghina Miranda Permana,,, namanya indah sekali, tante.. artinya apa tuh?
BalasHapusKata ortunya sih si Miranda merupakah rahmah dari Allah Swt. Gitu..........
BalasHapusSemakin gede semakin kelihatan centil dan keras kepalanya lho........
Tapi alhamdulillah dia bisa menerima semua penjelasan mengenai seksualitas dari saya tanpa merasa risi. Dia bilang bersyukur dia dikasih tahu tyentang proses penciptaan manusia hahaha........
Jeng apa kabar? tinggal sebentar lagi ya,nyanding keng Putro bajeng. Waktu itu Mp nya saya balas lewat SMS yang disana,apa mungkin nggak nyampai ya? Selamat Tahun Baru,mudah2an selalu diberi kesehatan dan rahmat yang berlimpah,Amin.
BalasHapusInggih, meh wangsul malih dateng pos. Nuwun sewu SMSipun mboten dumugi. Sugeng warsa enggal ugi, mugi-mugi Allah Swt. tansah maringi pangayoman dumateng panjenengan. Amin.
BalasHapusWah, ini nih yang namanya eyang jempolan :).
BalasHapusBoleh share dong Bu nanti detilnya gimana... buat bekal juga karena menyampaikan hal kayak gini konon nggak gampang.
Boleh nanti saya bikin blog ya? Ditunggu mbak, berebut waktu sama Bundel sih.
BalasHapus