Powered By Blogger

Jumat, 11 Juli 2008

AKU MENGADU PADAMU, MAMA

Malam adalah saat-saat yang paling menegangkan bagiku akhir-akhir ini. Bayangkan, nyaris setiap malam aku harus terbangun kesakitan. Belum lagi kakiku terutama yang sebelah kiri sering mengejang dan menimbulkan sakit yang sangat. Karena itu malam hampir selalu menjadi musuhku.

Setiap malam aku senantiasa teringat mamaku. Ibu mertua yang sangat kukasihi. Beliau dulu sering mengatakan padaku bahwa sejalan dengan bertambah tuanya umur seseorang, kesulitan tidur malam dan sakit pada betis adalah hal yang rutin terjadi. Mama benar adanya. Di usiaku yang genap setengah abad kini, akupun mengalami hal yang sama. Yang membuatku semakin terkenang akan mama, dan rindu akan kebersamaan kami yang dulu.

-ad-

Aku masih menyimpan foto kenangan itu. Kami berdiri berdua berdampingan di muka tembok rumah mama. Foto itu diambil ketika kami akan berangkat ke suatu termpat bersama-sama. Sekalipun mama belum menjadi ibu mertuaku, tapi aku sudah menjadi putrinya. Dan dimana-mana orang akan mengenaliku sebagai bagian dari kehidupan mama, sekalipun aku sedang bersama ibuku.

Adakalanya kami duduk berdua-dua di teras rumah mama yang mungil di dalam gang itu. Kursi plastik hijau yang dibatasi sebuah meja formica menjadi tempat kami mengobrol. Di atasnya deretan stoples berisi kue-kue kering tradisional menunggu disantap. Mama membuatnya sendiri sambil menerima pesanan orang yang memang ketagihan makan kue-kue mama. Ada sagon bakar yang wangi jeruk purut, kaastengels dan nastar cantik berbentuk landak, bahkan kue bangket yang dibentuk macam-macam lengkap dengan gurat-guratan penghias di bagian atasnya. Mama yang mengerjakan itu dibantu mas Dj sejak kepergian bapak mertuaku di usia mama yang masih sangat muda.

Menurut bibi-bibiku di kampung sana, dulu mama merupakan salah satu murid kesayangan mbah Sup sepupu nenekku yang mendirikan Sekolah Keputrian di jaman Belanda. Gambaran tangannya sangat bagus, menjadikan mama mahir dan terampil mengerjakan segala sesuatu yang bernuansa seni.

Keluarga ibuku dan keluarga mama senantiasa berangkat sekolah bersama-sama naik rakit menyeberangi Kali Lukulo menuju sekolah di kota. Karenanya tak heran kami menjadi suatu kesatuan hingga dikemudian hari yang melahirkan generasi kami, aku dan mas Dj,

Setelah kepergian bapak, mama ditemani oleh kerabat bapak, seorang duda yang kami panggil papie. Kebetulan putra-putri papie sudah menikah semua ketika itu, sehingga atas kebaikan hati papie rumah tangga mamaku mendapat seorang penghuni lelaki sebagai pelindung. "Mama tak pernah mengundangnya untuk menemani kami," kata mama di suatu siang sambil memperhatikan orang lalu-lalang di gang. Anak-anak kecil berlarian tanpa sandal sambil menggigiti es mambo di bawah terik matahari yang mulai condong, tidak mengganggu keasyikan mama menuturkan kisah hidupnya. Waktu itu umurku belum lagi dua puluh tahun, dan sedang dalam masa kebahagiaanku bersama kedua orang tuaku. Namun aku sudah hadir di dalam kehidupan mama dan menjadi teman curhatnya dikala beban kehidupan menghimpit.

Bapak mertuaku hanya meninggalkan sebuah Surat Keputusan Pensiun kepada mama untuk melanjutkan hidup. Sehingga mama terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan rumah tangga membesarkan mas Dj-ku seorang. Namun mamaku betul-betul perempuan tangguh yang tiada pernah mengeluh dan tak bosan bekerja. Seperti yang kudapati siang itu, Kebaya kanstof mama masih basah oleh keringat sehabis mama keluar mengantarkan kue pesanan orang dan belanja. Papie belum pulang dari kantor, tempatnya membuang waktu setelah pensiun dari instansi pemerintah yang dipimpin bapakku sendiri.

Papie datang dalam kehidupan ibu mertuaku bagai seorang pengembara yang hanya membawa semangatnya semata. Tanpa harta, tanpa apa-apa. Hanya sebentuk kasih sayang sebagai pembalas budi kepada almarhum bapak mertuaku, begitu tuturnya suatu hari. Kemudian dilaluinya hari-hari tua papie bersama mereka, seperti ketika papie baru datang dari Jawa Tengah dulu dibawa oleh almarhum bapak. Dan mama, menerimanya dengan senyum sekalipun jauh di dalam hatinya mama merasa jengah. Tapi tak urung kerelaan mama menerima papie, membuahkan kebaikan jua. Rumah tangga mama tak pernah diganggu orang, dan tak seorangpun pernah melecehkan mamaku yang janda.

-ad-

Masih kuingat harumnya teh Tong Tjie seduhan mama yang biasa kami teguk di teras rumah. Atau limun yang sengaja disimpan mama untuk menyenangkan tetamu yang datang. Semua dibeli dengan hasil keringat mama, dan disuguhkan oleh tangan perkasa mama yang meskipun kurus tetapi tak pernah mogok bekerja. Di bahu mama keranjang besar kotak-kotak selalu nyantel berisi bahan makanan, ditambah dua lagi di tangan kanan-kirinya. Di antaranya buah pisang "kampungan" yang berjuluk makanan burung, pisang siem kesukaanku. Dengan ikhlas, seringkali mama mampir ke rumah orang tuaku menyerahkan sesisir pisang untukku yang dibalas ibu dengan pisang kepok dari kebun kami. Ah, manisnya persahabatan itu.

Semua sudah lama berlalu. Keringat mama sudah menjadikan suamiku sebagai pamong praja yang tangguh dan tak kenal menyerah. Keluhan fisik mama sudah menyadarkanku bahwa aku merangkak tua dan harus lebih berhati-hati menjaga kesehatanku.

Malam-malam itu, ketika tidurku tidak lagi berbunga mimpi, maka aku akan segera bangkit. Membersihkan diri dan merenung. Jauh menatap masa lampau dimana mama masih ada dengan segala ceritanya padaku.

Lalu aku akan menyeret kursi plastik itu lagi, mendekati mama, dan ganti bercerita pada mama. Bahwa pengorbanan mama sudah berbuah. Bahwa buah keikhlasan mama sudah terasa manis. Dan akulah sebagai orang yang menikmatinya, tentu bersama cucu-cucu mama yang belum pernah dilihatnya. Ingin kusampaikan bakti dan terimakasihku pada mama, juga permohonan maafku atas segala kekuranganku kini.

Serasa aku sedang memegangi tangan tua mama yang keriput seperti dulu. Dan menciuminya dengan senang. Pada sikap manis mama semanis kue-kue buatannya di setoples kaca itu, kutumpahkan semua bebanku. Kuakui, aku bukanlah manusia yang baik, Dan karenanya aku tak dapat menyenangkan suami dan anak-anakku. Di usia yang belum lagi setua mama, aku sudah harus menyerah kepada keadaan. Terpuruk oleh kemunduran kesehatanku yang dari hari ke hari tak kunjung membaik.

Mama mengambil sehelai saputangan putih berbunga-bunga merah jambu. Koleksi lama mama yang dulu sering dipakainya untuk mengusap air mataku ketika aku menangisi ibuku sendiri yang terbaring sakit dan menuju kematiannya. "Sudah kukatakan," bujuk mama mesra. "Semua ini kehendakNya semata. jadi hanya kepadaNyalah kau berhak meminta." Lalu jemari tua itu mengusap-usap helai rambutku mesra. Lembut sekali. Selembut sinar mentari sore di barat sana yang menembusi tirai bambu teras rumah mama, menyampaikan salam hangatnya padaku.

Air matakupun berguliranlah di atas bantalku kini. Sebagai tanda bahwa aku merindukan mama, setiap malam, untuk menemaniku mengurai segala persoalan yang bersarang di dalam dadaku.

59 komentar:

  1. cerita ini bunda bahasakan dengan sangat indah...
    membawa airmata ke pelupuk mataku ....
    terimakasih sudah berbagi ....

    BalasHapus
  2. Aduh bagus banget penuturannya. Mengharukan!
    Salam kenal ya .......

    BalasHapus
  3. ibu mertua dan ibu kandung kita sama saja...kita harus mengasihi dan menghormatinya. Alhamdulillah ya mbak punya ibu mertua yang baik...sebenarnya semua itu tergantung kitanya juga, kalo kita baik insya Allah mertuapun baik...

    BalasHapus
  4. bless our mom ..!!! bund apa kabar......... semoga Allah selalu melindungi bunda..
    kangeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeen ...... :P

    BalasHapus
  5. hwaaaaa mengharukannn........ suka ceritanya,,, sampe ampir nangiss.... pasti tante sayang banget yaaa.... hiks hiks hiks..... (jadi gampang terharu ni tante,,,, gundah gulana... alah bahasanya... hehe)

    BalasHapus
  6. can not say anything else but 5 stars for your writing & your heart..

    BalasHapus
  7. bahasanya bagus bgt..knp ga di bukuin tan.....^-^

    BalasHapus
  8. yg terpedih saat kita sedih, mengingat keindahan masa lalu yg tidak bisa kita raih kembali. Saya juga mlai merasakanya bu,, dulu waktu muda jungkir balik nggak kenal lelah, sekarang ngerasain mudah capek, susah tidur malam dll. Ternyata begini tho emakku dulu yg suka bilang tangan dan kakinya "jimpe jimpe"
    semoga bu julia cepat sembuh ya,,, operasinya kan sudah berhasil?? tinggal kepulihanya ya?? insaallah

    BalasHapus
  9. Subkhanallah..kisah sedih yg mengharu biru..di tulis oleh hati bunda, bagus banget..

    BalasHapus
  10. Bunda.. Terus bertahan dan bersabar ya. Dan lawan lah segala rasa sakit dengan Semangat. Seperti yg pernah Bunda katakan. InsyaAllah smua rasa sakit itu akan berbuah manis kelak. Bersabar ya Bunda.. Peluk ku untk Bunda.

    Ayah ku jg tengah mengalami syndrome itu, susah tidur. Tp slalu dianjurkan untk banyak berdzikir. Dengar suara Murottal wlw sayup2. Mudah2an jadi sbuah terapi ya.
    Pernah baca juga kata nya sudah di teliti Shalat Tahajud bisa meningkatkan imun dalam tubuh.. InsyaAllah bisa dipraktekan ya Bunda sayang. Doa kami slalu untk Bunda..

    BalasHapus
  11. keukeup pageuh t'Julie... > :D <

    BalasHapus
  12. Mendengar cerita bunda...nanda jadi terharu...
    Nanda jadi merindu bunda di kampung halaman...>_

    BalasHapus
  13. Mba Jullie ingatan akan masa lalunya kuat sekali...beda sekali sama aku yg short memori ini.

    BalasHapus
  14. Terima kasih sudah bersedia bersentuhan dengan ibumu yang kau belum pernah meraba kulitnya. Doaku untukmu nanda Aini, semoga kau memperoleh mertua sebaik mamaku.

    BalasHapus
  15. Terima kasih. Penuturan sederhana, sesederhana hidup saya. Salam kenal kembali. Trima kasih sudah nyasar eksini.

    BalasHapus
  16. Iya, saya dulu berpiki begitu. Tapis etelah saya tua dan punya menantu sendiri, sekarang pikiran say a terbalik. Justru kalau kita pandai mengambil harti menantu, menantu yang akan baik kepada kita. itu yang saya alami dengan mennatu leklaki saya. Saya tidak khawatir menyerahkan anak saya ke tangannya.

    BalasHapus
  17. Tenkyu! Wuiiiiih......, kirain aku thok yang kangen kamu. Udah selesai kesibukan PMB? Semoga mulai bisa santai ya.......... Bu guru menyenangkan deh, hari ini dateng nengok saya.

    BalasHapus
  18. Sini neng, tante usapin air matanya pake handdoek good morning, mau? Beginilah gaya tante Cha, makanya mas Dian jadi kepengin berteman sama nenek-nenek dari Taman Cimanggu yang unik ini.

    BalasHapus
  19. Please don't say anything dear sister! Sebab saya ini sampah lah namanya.........?! Diriku gak ada bagus-bagusnya kok.......

    BalasHapus
  20. Anty, terus terang, ini adalah pertanyaan yang kesejuta. Termasukd ari anak-anak tante. Belum pede bikin buku, gitu jawabnya.......... Siapa sih yang mau baca?

    BalasHapus
  21. Ya betul. Setelah tua, apa yang dibilang orang tua kita itu betul semua. Cepet capek, nggak bisa tidur, kaki kram, dsb. Wah wis....... Nikmatilah saat-saat muda. Di Bekasi nanti istirahatlah yang tenang, mumpung akeh sing gelem ngewangi momong.

    BalasHapus
  22. Salam hormat dan doa baik kami selalu untuk ayah. Masih di RS kah? Insya Allah bunda tahajjud lagi tiap malam seperti waktu mau dioperasi dulu. Terima kasih udah ngingetin ya jeng.

    BalasHapus
  23. Ah, keukeup deui we. Nuhun. Teh Na hayu atuh nurutan sa ya membuat kisah kenangan di blog teh Na. Geura ge, menjadi warisan berharga buat anak-anak kita kelak.

    BalasHapus
  24. Umma berngasur sehat 'kan? Tolong aja jaga pikirannya supaya nggak susah. Apalagi orang tua suka kolot, jangan dibebani perilkau modern ynag terlalu bebas merdeka ya, takut pikirannya banyak terus bikin sakit lagi............

    BalasHapus
  25. itulah orang tua. Dulu ibu mertua saya dan ibu saya sendiri pernah bilang, kalo udah makin tua pelupa. Tapi soal masa silam nggak akan pernah lupa karena nyantelnya waktu pikiran kita masih fresh. Katanya sih gitu. Ya juga kali ya? Sekarangpun saya mulai pelupa. Tapi khusus untuk kenangan lama, mantep bener! Kakak saya baca postingan saya tentang love storynya dengan almarhum suaminya (waktu saya mengenang wafatnya beliau), bilang bahwa apa yang saya ceritain true story semua yang dia aja udah mulai lupa. Nuhun ya teh dewi sudah main ke diary saya ini.

    BalasHapus
  26. IYa nih model bajunya bu julie sama banget ke baju emakku yg difoto jaman dulunya masih muda hihi,,,

    BalasHapus
  27. mbak Jullie hebat masih ingat detil masa baheula.....
    btw mertuanya baiiiiiik banget .....sama dengan mertua Lely sayang ....beliau cepat meninggalkan kami (beliau berpulang di tahun ke-6 perkawinan kami).

    BalasHapus
  28. Betul juga, teh Juli sampai ingat hal2 yang paling kecil.
    good luck

    BalasHapus
  29. moga2 saya jadi mertua kaya mertua nya mba yuli
    biar menantu sayang ma kita hehehe..

    BalasHapus
  30. Sama2 Bunda.. Masih di RS. Doakan ya..
    Smg Bunda jg slalu dberi kekuatan. Salam dari kami sekeluarga.

    BalasHapus
  31. Sama2 Bunda.. Masih di RS. Doakan ya..
    Smg Bunda jg slalu dberi kekuatan. Salam dari kami sekeluarga.

    BalasHapus
  32. hiks hiks tantee.... aku mengalami kebingungan yang mendalamm...... air matanya makin derasss..... (kok jd curhat disini,, hehe)

    empat jempol buat gaya tante deh.... makanya mas dian seneng temenan ama tante.. hehehe eh, tante taman cimanggu sama cimanggu permai sama ga sih? dulu aku pernah tinggal di cimanggu permai..

    BalasHapus
  33. selalu gak pernah bosen baca cerita cerita dari bunda kisah yang penuh arti buat aku

    BalasHapus
  34. Lha wong itu foto tahun 77. Gimana nggak sama jadoelnya.......?

    BalasHapus
  35. Saya maah ditingalin setelah sebelas bulan kawin. Beliau nyusul anak saya yang pertama yang wafat bulan sebelumnya.

    BalasHapus
  36. Supaya selalu mengenang kebaikan mama, harus diinget terus sampe yang kecil-kecil. Sebab mama sayang banget sama aku. Tau toko kuenya koh Atung ynag di Pasar Anyar gak? Dia sampe tau banget bahwa aku kesayangan si mama.

    BalasHapus
  37. Harus itu! Kalo mas Deo dah punya pacar, dekati baik-baik mulai sekarang. Pasti disayang.

    BalasHapus
  38. Tentu dong diaoain supaya tenang buat yng jaga dan ringan buat ynag sakit.

    BalasHapus
  39. Gak, tapi persis sebelahan. Taman Cimanggu itu kalo dari Warung Legok belok kiri, Cimanggu Permai itu BTN yang dari Warung Legok belok kanan. Bisa juga masuk dari Toko Yogya di Jl. Baru Soleh Iskandar. Nah, Taman Cimangg juga bisa masuk dari Jl. Baru, tapi masuknya di bengkel Auto 2000. Taman Cimanggu nyambung dengan Taman Yasmin.

    BalasHapus
  40. Dah lama ga berkunjung, gimana kabarnya tante? cerita di atas menyentuh,Sampe ga bisa ngomong apa2 lagi. Detail deskripsinya sampe menghanyutkan meresapi setting waktu, tempat dan permasalahannya.

    Semoga kenangan baik bisa jadi obat dan pembawa kekuatan buat tante. Amien.

    Nb. bisa ga yah dapet ibu mertua yang kaya ibu mertua tante? ehm, hihihihihi...

    BalasHapus
  41. Bisa, perempuan baik di muka bumi ini sangat banyak mas Andi. Yuk kita cari...... BTW saya jadi inget anak gadis saya yang sulung nih. Berkali-kali datang membawa teman tapi dia ragu sendiri. Ah, ya sudah. Toch dia yang akan menjalani hidupnya. Saya hanya berharap kelak ibu mertuanya juga penuh pengertian seperti mertua saya, sebab anak gadis saya sifatnya kaku.

    BalasHapus
  42. Terima kasih. Itu juga memory saya atas kejadian di teras rumah mungil mama waktu duluuuuuu..... Tuh foto tahun 77.

    BalasHapus
  43. kelebihan m' Jullie sdh mengenal beliau sebelum nikah.

    BalasHapus
  44. Betul, saya percaya sama takdir yang digariskanNya. beliau satu-satunya yang ditakdirkan untuk jadi ibu mertua saya bahkan sejak saya masih belium eksis di dunia ini kayaknya.

    BalasHapus
  45. membaca tulisan ibu aku selalu ikut terhanyut walaupun bacanya sambil digangguin si kecil, pa kabarnya bu?

    BalasHapus
  46. Hanyut? Kumaha maksadna? Sorban palie ieu teh.............? Kabar abdi biasa we. Sehat disebat sehat mah. Lucu, tadi pagi bangun tidur kata pacarku, didoain ya, supaya kamu nggak sakit-sakit lagi. Udah itu sakitmu ynagg terakhir aja........... amin, jawabku sambil menunduk haru!

    BalasHapus
  47. Hanyut? Kumaha maksadna? Sorban palie ieu teh.............? Kabar abdi biasa we. Sehat disebat sehat mah. Lucu, tadi pagi bangun tidur kata pacarku, didoain ya, supaya kamu nggak sakit-sakit lagi. Udah itu sakitmu ynagg terakhir aja........... amin, jawabku sambil menunduk haru!

    BalasHapus
  48. mau komen foto yang diatas ... persis banget sama ibu ... waktu muda ... model baju dan rambutnya ....
    selalu potong pendek dengan rambut keriting ... dan badan yang padat berisi ... hehehe

    BalasHapus
  49. dapet mertua yang baik adalah anugerah ... saya sendiri merasakannya budhe ...

    BalasHapus
  50. Iya ya, itu foto jadoel banget.......

    BalasHapus
  51. Bersyukurl dan berbahagialah. Selamat berkasih sayang dengan ibu mertua.

    BalasHapus
  52. speechless......bunda....beruntung sekali ya.......saya bahkan gak pernah merasakan punya mertua hiks.....suami saya yatim piatu sejak SMP bun.........

    BalasHapus
  53. Mbak, asal kita membina hubungan baik sama saudara-saudaranya mertua, rasanya kita punya mertua juga lho. Coba dekati mereka, moga-moga berkenan.

    BalasHapus
  54. maturnuwun sarannya bun, insyaallah ya.......

    BalasHapus
  55. hi bulik ku tersayang, maaf br sempat nengok mp lagi... itu fotonya eyang ya ? tahun berapa bul ?

    BalasHapus
  56. Bukan, itu fotonya simbah putri. Tahun 78. Kalo nggak salah inget. Baju yang aku pake, pemberian mamu.

    Kowe kemana aja? Sibuk ya? Selamat kerja dan menyosong Ramadhan. Moga-moga kau dapat barokah yang banyak dan disucikan kembali supaya ibadahmu diterimaNya.

    BalasHapus

Pita Pink