Ku ketuk pintu-Mu, Tuhan
Waktu seikat mawar ku onggokkan di depan arsy-Mu
Ada salam dari anak-anakku
Yang memintakan maaf atas kelalaian kami menjalankan sabda-Mu.
Mohon jangan bukakan neraka
Yang dipenuhi asap dari api-api yang mengganas
Sebab aku takut pada-Mu, Tuhan
Ketika Kau permalukan aku di hadapan anak-anak kami.
Kusambut panggilan-Mu, Tuhan
Dalam dingin yang menggigilkan jantung
Jangan marahi aku lagi, Tuhan
Kuakui aku telah salah melangkah.
Dengan seonggok lumpur yang kelabu
Aku pernah mandi di Kali Birahi
Berkubang cinta dan nafsu hayati
Yang tertuang dalam bibir berlumur lipstick murahan
Dan keringat pandan wangi campur oli.
Pagi tadi
Waktu malam baru mengatupkan matanya
Aku beranikan diri menghadap pada-Mu
Dengan memalingkan wajah membuang malu-ku
Kuketuk pintu-Mu ya Tuhan
Adakah Kau dengar aku
Dan kau baui cucuran peluhku
Yang kini telah tercampur darah
Dari luka yang menganga di dasar jiwa
Dan mata yang telah kerontang
Sejak aku tak punya lagi harga diri.
Di haribaan-Mu aku mengiba
Menadahkan tangan membelasah tubuh
Mohon jangan Kau singkirkan aku
Dengan hinaan yang dina sangat
Ampuni aku
Dan bawalah kini jadi budak setia-Mu
Supaya boleh aku mencicipi rumah-Mu
Jannatul na'im yang Maha Agung dan Suci.
(Dalam kepasrahan di sepertiga malam hariku
Saat angin membawa kabut turun dari Devil's Peak
Selasa empatbelas April tahun sembilan)
Subhanallah
BalasHapusAmiin yaa Allah...
BalasHapusAllah akan mengabulkannya Bunda. Allah Maha penerima taubat...
Amin-amin-amin. Insya Allah nak Kiki. Matur nuwun.
BalasHapusEh, Bunda untuk perkataan Allah, apakah boleh menggunakan sabda? Setahu Qq sabda tu untuk perkataan nabi saja.
BalasHapusAh, kalah bagus kok dibanding puisi-puisimu nduk. Terima kasih udah mampir. Si Oma lagi apa?
BalasHapusItulah rahasia Allah menciptakan 1/3 malam yg terakhir agar kita merasakan dekat dengan-Nya, menyungkur sujud di hadapan kebesaran-Nya, mengurai segala dosa dan salah kita.
BalasHapusNggak tau tuh nduk. Pokoknya bukan buat manusia aja gitu ah........
BalasHapusTerima kasih ya.
Iya betul kang Dadi. Terutama untuk orang yang kurang ibaah sperti saya. Ngaku ayeuna mah, da murangklalih tos darewasa janten isin. Nuhun tos sindang ka dieu.
BalasHapusooh indahnya puisinya.....
BalasHapusEuleuh sok ngeleg wae ih si teteh Olla mah.........
BalasHapusNuhun ah tos sindang ka dieu. Teh Olla ge pan tiasa ngadamel puisi hungkul mah sigana.
:-)
BalasHapusdo'a yg bgus..
amin..
Ya Tuhan,
BalasHapusIjinkanlah kubersujud menghamba menyembah
Luruh bersimpuh di hamparan sajadahMu
Memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan
________________________________________________________________
"Munajat Malam "....sebuah puisi yang menggetarkan jiwa kala membacanya
________________________________________________________________
Saat di mana rasanya nyamaaan sekali bisa berdekatan dengan Arrahman di keheningan...
BalasHapusBegitu tho mas? Duh, mas Bronto juga tulisannya keren-keren je!
BalasHapusTerima kasih.
wah eyang semakin pandai berdoa dan bersyukur
BalasHapusDo'akan saya juga ya mas kala mas Sat menghadap Allah malam-malam, supaya dosa saya yang segunung diperkenankan untuk luruh. Terima kasih.
BalasHapusBetul, saat sepi konsentrasi terpusat penuh mbak.
BalasHapusEh, lha wong mbahe akeh dosane koh.........
BalasHapusHayu shalat tahajuud!
syukur kuweh eyang esih diwei kesempatan lan wektu go tobat
BalasHapussebetulnya bahasa qurannya yang dipake untuk perkataan Allah, nabi dan manusia sama: Qoola. Tapi di bahasa Indonesia diperhalus.
BalasHapus1. untuk Tuhan --> ber-Firman
2. untuk Nabi --> ber-Sabda (kadang dipakai juga untuk perkataan raja).
3. untuk Manusia --> ber-Kata
Salam
Amin allahumma amin. Alhamdulilah keur wengi urang masih tiasa bermunajat. Mudah2an saterasna,amin
BalasHapusindah sekali mbakyu
BalasHapusadem, Bunda :)
BalasHapuskuncinya ada di bawah pintu Bun
BalasHapusdadi isin lah...
BalasHapusInsya Allah, amin. Mugia sing digeuingkeun unggal wengi. Geura ge neng, mani khusyu sareng deui syahdu.
BalasHapusHeu-euh, sokur banget. Muga-muga tobatku ditampa maring Sing Kagungan Jagad lan Urip.
BalasHapusAh, biasa lah mas. Semua orang tobat ya harus serius.
BalasHapusSini mbak, saya selimuti biar anget.
BalasHapusPintu yang mana Yay? *bingung soalnya di rumahku banyak pintu*
BalasHapusTolong Yay ikut do'ain ibumu yang berdosa ini. Halah!
Tengkyu ah!
Nang apa isin nak? Apa mlayu-mlayu tapi wudha? Ya wis ngonoh klamben ndisit lah men ora isin.
BalasHapusTerima kasih. Salam kembali.
BalasHapushuaaa...
BalasHapusimajinasiku langsung bayangin kondisi peradilan Allah gitu bun pas liat puisi indah ini :(
huaaa...
BalasHapusimajinasiku langsung bayangin kondisi peradilan Allah gitu bun pas liat puisi indah ini :(
Subhanallah! Biasa oge Han, nggak ada indah-indahnya lah.....
BalasHapusNuhun geulis.
waduh menyentuh dan dalam sekali bu puisinya
BalasHapusOh gitu ya? Menyentuh apa dan sedalam apa?
BalasHapusKamana wae yeuh.......?
Iya bu julie puisinya bagus banget, bahasa sastranya tinggi banget, saya gak bisa menjangkaunya.
BalasHapusmaaf bu julie... komptr saya sering ngadat sekarang kalo masuk MP, suka eror, bentar2 kalo saya masuk ke MP selalu ada tulisan dont send trus langsung ngilang, kayanya eror deh, bikin bette.
Rindu pada munajat malam, tak kesampaian karena malas di badan. Ahg! Menyesal berkepanjangan, itulah ungkapan jeritan kelemahan. TFS untuk inspirasi penghambaan!
BalasHapusSama-sama teteh. Semoga menggugah semangat untuk menyembah.
BalasHapus