Powered By Blogger

Selasa, 14 April 2009

MUNAJAT MALAM

Ku ketuk pintu-Mu, Tuhan
Waktu seikat mawar ku onggokkan di depan arsy-Mu
Ada salam dari anak-anakku
Yang memintakan maaf atas kelalaian kami menjalankan sabda-Mu.

Mohon jangan bukakan neraka
Yang dipenuhi asap dari api-api yang mengganas
Sebab aku takut pada-Mu, Tuhan
Ketika Kau permalukan aku di hadapan anak-anak kami.

Kusambut panggilan-Mu, Tuhan
Dalam dingin yang menggigilkan jantung
Jangan marahi aku lagi, Tuhan
Kuakui aku telah salah melangkah.

Dengan seonggok lumpur yang kelabu
Aku pernah mandi di Kali Birahi
Berkubang cinta dan nafsu hayati
Yang tertuang dalam bibir berlumur lipstick murahan
Dan keringat pandan wangi campur oli.

Pagi tadi
Waktu malam baru mengatupkan matanya
Aku beranikan diri menghadap pada-Mu
Dengan memalingkan wajah membuang malu-ku
Kuketuk pintu-Mu ya Tuhan
Adakah Kau dengar aku
Dan kau baui cucuran peluhku
Yang kini telah tercampur darah
Dari luka yang menganga di dasar jiwa
Dan mata yang telah kerontang
Sejak aku tak punya lagi harga diri.

Di haribaan-Mu aku mengiba
Menadahkan tangan membelasah tubuh
Mohon jangan Kau singkirkan aku
Dengan hinaan yang dina sangat
Ampuni aku
Dan bawalah kini jadi budak setia-Mu
Supaya boleh aku mencicipi rumah-Mu
Jannatul na'im yang Maha Agung dan Suci.


(Dalam kepasrahan di sepertiga malam hariku
Saat angin membawa kabut turun dari Devil's Peak
Selasa empatbelas April tahun sembilan)


40 komentar:

  1. Amiin yaa Allah...

    Allah akan mengabulkannya Bunda. Allah Maha penerima taubat...

    BalasHapus
  2. Amin-amin-amin. Insya Allah nak Kiki. Matur nuwun.

    BalasHapus
  3. Eh, Bunda untuk perkataan Allah, apakah boleh menggunakan sabda? Setahu Qq sabda tu untuk perkataan nabi saja.

    BalasHapus
  4. Ah, kalah bagus kok dibanding puisi-puisimu nduk. Terima kasih udah mampir. Si Oma lagi apa?

    BalasHapus
  5. Itulah rahasia Allah menciptakan 1/3 malam yg terakhir agar kita merasakan dekat dengan-Nya, menyungkur sujud di hadapan kebesaran-Nya, mengurai segala dosa dan salah kita.

    BalasHapus
  6. Nggak tau tuh nduk. Pokoknya bukan buat manusia aja gitu ah........

    Terima kasih ya.

    BalasHapus
  7. Iya betul kang Dadi. Terutama untuk orang yang kurang ibaah sperti saya. Ngaku ayeuna mah, da murangklalih tos darewasa janten isin. Nuhun tos sindang ka dieu.

    BalasHapus
  8. Euleuh sok ngeleg wae ih si teteh Olla mah.........
    Nuhun ah tos sindang ka dieu. Teh Olla ge pan tiasa ngadamel puisi hungkul mah sigana.

    BalasHapus
  9. Ya Tuhan,
    Ijinkanlah kubersujud menghamba menyembah
    Luruh bersimpuh di hamparan sajadahMu
    Memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan
    ________________________________________________________________
    "Munajat Malam "....sebuah puisi yang menggetarkan jiwa kala membacanya
    ________________________________________________________________

    BalasHapus
  10. Saat di mana rasanya nyamaaan sekali bisa berdekatan dengan Arrahman di keheningan...

    BalasHapus
  11. Begitu tho mas? Duh, mas Bronto juga tulisannya keren-keren je!

    Terima kasih.

    BalasHapus
  12. wah eyang semakin pandai berdoa dan bersyukur

    BalasHapus
  13. Do'akan saya juga ya mas kala mas Sat menghadap Allah malam-malam, supaya dosa saya yang segunung diperkenankan untuk luruh. Terima kasih.

    BalasHapus
  14. Betul, saat sepi konsentrasi terpusat penuh mbak.

    BalasHapus
  15. Eh, lha wong mbahe akeh dosane koh.........

    Hayu shalat tahajuud!

    BalasHapus
  16. syukur kuweh eyang esih diwei kesempatan lan wektu go tobat

    BalasHapus
  17. sebetulnya bahasa qurannya yang dipake untuk perkataan Allah, nabi dan manusia sama: Qoola. Tapi di bahasa Indonesia diperhalus.
    1. untuk Tuhan --> ber-Firman
    2. untuk Nabi --> ber-Sabda (kadang dipakai juga untuk perkataan raja).
    3. untuk Manusia --> ber-Kata

    Salam

    BalasHapus
  18. Amin allahumma amin. Alhamdulilah keur wengi urang masih tiasa bermunajat. Mudah2an saterasna,amin

    BalasHapus
  19. kuncinya ada di bawah pintu Bun

    BalasHapus
  20. Insya Allah, amin. Mugia sing digeuingkeun unggal wengi. Geura ge neng, mani khusyu sareng deui syahdu.

    BalasHapus
  21. Heu-euh, sokur banget. Muga-muga tobatku ditampa maring Sing Kagungan Jagad lan Urip.

    BalasHapus
  22. Ah, biasa lah mas. Semua orang tobat ya harus serius.

    BalasHapus
  23. Sini mbak, saya selimuti biar anget.

    BalasHapus
  24. Pintu yang mana Yay? *bingung soalnya di rumahku banyak pintu*
    Tolong Yay ikut do'ain ibumu yang berdosa ini. Halah!
    Tengkyu ah!

    BalasHapus
  25. Nang apa isin nak? Apa mlayu-mlayu tapi wudha? Ya wis ngonoh klamben ndisit lah men ora isin.

    BalasHapus
  26. huaaa...
    imajinasiku langsung bayangin kondisi peradilan Allah gitu bun pas liat puisi indah ini :(

    BalasHapus
  27. huaaa...
    imajinasiku langsung bayangin kondisi peradilan Allah gitu bun pas liat puisi indah ini :(

    BalasHapus
  28. Subhanallah! Biasa oge Han, nggak ada indah-indahnya lah.....

    Nuhun geulis.

    BalasHapus
  29. waduh menyentuh dan dalam sekali bu puisinya

    BalasHapus
  30. Oh gitu ya? Menyentuh apa dan sedalam apa?
    Kamana wae yeuh.......?

    BalasHapus
  31. Iya bu julie puisinya bagus banget, bahasa sastranya tinggi banget, saya gak bisa menjangkaunya.
    maaf bu julie... komptr saya sering ngadat sekarang kalo masuk MP, suka eror, bentar2 kalo saya masuk ke MP selalu ada tulisan dont send trus langsung ngilang, kayanya eror deh, bikin bette.

    BalasHapus
  32. Rindu pada munajat malam, tak kesampaian karena malas di badan. Ahg! Menyesal berkepanjangan, itulah ungkapan jeritan kelemahan. TFS untuk inspirasi penghambaan!

    BalasHapus
  33. Sama-sama teteh. Semoga menggugah semangat untuk menyembah.

    BalasHapus

Pita Pink