Powered By Blogger

Jumat, 22 Maret 2013

PARIPURNA SUDAH





Menulis sejak dulu menjadi kebiasaan yang tak pernah bisa saya tinggalkan. Ketika saya belum mengenal teknologi komputer, menulis berarti menggunakan pena maupun pensil dengan lembaran kertas. Lewat perantaraannya saya luahkan semua perasaan hati saya. Saya catatkan perjalanan hidup ini dari hari ke hari, susah maupun senang. Dengan menulis saya beroleh kepuasaan batin, juga persaudaraan lewat persahabatan yang terjalin kemudian berkatnya.

Ini berlangsung setelah saya mengenal dunia maya melalui layar komputer di rumah. Tapi sebagai bagian dari generasi tua, tentunya saya sudah sangat terlambat berkecimpung di dalamnya. Baru enam tahun hingga sekarang saya mengganti alat-alat tulis saya ke dalam metoda baru yang kita kenal sebagai blog.

Di jejaring sosial Multiply, 1 Januari 2007 saya mencatatkan diri saya sebagai blogger. Meski ketika itu saya masih "mundur-maju" disebabkan keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan kemahiran saya menggunakan teknologi internet, tetapi saya upayakan untuk terus berkecimpung di dalamnya. Hingga kemudian satu demi satu penghuni alam maya yang satu itu datang menyapa saya, kemudian mengulurkan tangan persahabatan sambil membesar-besarkan hati saya melalui serangkaian pujian mereka atas isi blog saya yang katanya sarat dengan pengalaman hidup.



Multiply, dia tempat saya belajar menulis untuk bisa dinikmati khalayak. Dia juga tempat saya menenggang rasa untuk tak mudah menyakiti orang lewat kata-kata. Di Multiply juga saya benar-benar merasa menjadi seorang tua yang dituakan oleh para penghuninya, sebab mereka menyebut diri saya sebagai bunda. Hingga suatu kesempatan datang tak dinyana, nama saya tercatat sebagai blogger dengan catatan pengalaman hidup yang terbaik di seantero jagad maya Multiply. Dan saya dengan senang hati menyimpan sepenggal kenang-kenangannnya di dalam ingatan dan lubuk hati yang terdalam.

Di tempat yang satu itu kesabaran saya ditempa, untuk tidak mudah marah-marah menghadapi suatu keadaan. Pasalnya suatu ketika para penghuninya yang masuk kategori sebagai blogger diberitahu untuk bersiap-siap meninggalkan rumah mayanya. Pihak pengelola tidak lagi menyediakan fasilitas pertemanan di situ, sebab mereka ingin bertukar haluan murni berniaga. Waktu pertama kali menghadapi peringatan itu, para blogger tentu saja terkejut dan kecewa. Reaksi kekecewaan mereka tertuang dalam berbagai perilaku. Mengumpat, mengomel, mencela, jadi suatu sifat yang kerap mereka perlihatkan. Walau nyatanya itu semua tak membuahkan hasil positif apa pun.

Sebagai blogger tua, saya selalu mengedepankan pikiran panjang dan perasaan saya. Menurut saya, di situ saya cuma berposisi sebagai pendatang, bukan pengelola apalagi pemilik modal. Sama halnya saya di sini, di rumah baru yang akhirnya menjadi tempat tinggal saya sekarang dengan harapan untuk selamanya. Saya tak mengeluarkan uang satu sen pun pembangun atau sekedar pemelihara rumah saya. Karena itu saya tidak mengeluarkan reaksi bernada kekecewaan. Saya tetap menikmati hidup di sana sambil menyiapkan diri untuk kelak betul-betul pergi. 

Lewat kebiasaan saya mencatatkan perjalanan panjang hidup saya, terus saja saya blogging di sana. Tak ada satu momen pun yang terlewatkan. Tak ada jeda yang membuat kesia-siaan. Dari hari ke hari, ada maupun tidak ada yang datang mengunjungi apalagi membaca blog saya, saya tetap menulis. Hingga tiba harinya.

Pagi itu, 20 Maret 2013 dunia menjadi sepi. Di layar komputer pribadi saya tak lagi ada tulisan-tulisan saya, juga milik sejumlah kecil teman yang masih mau menemani saya bergaul di rumah maya sana. Putih, hanya lembaran tanpa tanda-tanda yang terpampang di hadapan saya. Multiply benar-benar telah menceraikan kami lewat 110 hari dari waktu yang mereka canangkan sendiri.

Kami telah bubar. Tapi tak akan selesai persaudaraan kami karena perpisahan itu. Di masing-masing lahan baru yang telah kami pilih sendiri-sendiri kami tetap bisa menjalin ikatan silaturahmi. Sekuat dan sehebat ketika Multiply menaungi kami dan menahbiskan kami jadi blogger sejati. Tak ada air mata, sebab keikhlasan sudah merajai perasaan kami. Selamat menempuh hidup baru, Multiply. Semoga keberhasilan yang kau impikan segera terwujud adanya. Lihatlah kami, kau telah berhasil meluluskan kami semua menjadi blogger sejati yang punya rasa persaudaraan yang tinggi dan kasih sayang yang tulus. Terima kasih untukmu............





~ Bogor, dua puluh dua Maret dua ribu tiga belas ~


30 komentar:

  1. *puyuuuk bundaaa...

    selamat jalan multiply...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peluk balik neng Ayu,keukeup pageuh ti katebihan.......

      Multiply sudah menjadikan kita satu keluarga besar, walau kebanyakan teman saya sekarang adanya di WP hehehe.........

      Hapus
  2. Tetap semangat menulis ya, mbak Julie.
    Tidak ada yang sia-sia dalam perjalanan ini, semua mengandung hikmah. Semoga tulisan-tulisannya bisa menjadi ladang amal.
    Maaf, kalau saya tidak menemani menulis di sana, soalnya sudah kadung il-fil dan keputusan mereka sudah pasti tidak berubah (yang saya tahu setelah berdiskusi dengan pemegang kuasa kampung lama).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, insya Allah. Saya memang single fighter kok sampai kemudian ada yang tergerak untuk memanfaatkan ladang mereka sampai saatnya habis.

      Saya minta maaf juga ya nggak pindah ke WP. Tapi insya Allah bisa terus berhubungan kok. Terima kasih sudah sudi berteman dengan saya selama ini.

      Hapus
  3. saya gak punya akun multiply bun. untung waktu itu bunda tulis juga alamat blogspotnya jadi bisa meninggalkan jejak...

    btw kenapakah bun gak pindah ke wp? ;)

    salam
    /kayka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya tahu. Banyak kok yang masuk ke sini dan ngasih tahu saya via SMS (biasanya teman betulan atau saudara) bahwa mereka sekarang baca blog saya yang baru ini. Mereka memang bukan Mper's tapi dulunya rajin baca blog saya malah ada yang sengaja sampai bikin id dengan harapan kalau kepengin komentar biar gampang hihihihihi...........

      Duh jadi berasa ngetop di rumah yang lama.......

      Saya terpukau sama blog teman sekolah saya di BS yang nggak ada matinya seperti blog di Mp. Jadi saya rasa karena supported by google ya aman damai sampai kapan pun juga. Gitu aja kok kak Ika. Bagaimana pun juga, terima kasih ya sudah ngajak saya berteman.

      Hapus
    2. hehehhe emang bunda ngetop kog :)

      siiip deh bun, jadi ngerti sekarang. sama2 bun senang bisa mengenal bunda:)

      salam
      /kayka

      Hapus
    3. Akhir-akhir ini salah satu di antara mereka ada yang ngganggu banget deh bikin saya kepengin muntah *ngambil pispot*. Bayangin, dia tadinya kayak kak Ika nggak kenal saya. Masuk secara gak sengaja kebawa mbah G ke Mp saya. Terus buat id, terus ngajak kenalan dengan id itu, tapi saya tahu itu id nama samaran yang aslinya siapa dan profesinya apa. Saya jawab tuh perkenalannya. Saya "pukul" dengan pertanyaan yang bikin dia nggak bisa mungkir. Akhirnya dia terbuka juga soal jati dirinya.

      Lama dia nggak ngontak saya, nggak nongol baca. Tahu-tahu dua minggu yang lalu dia ngontak anak saya nanya soal sakitnya saya, katanya dia dengar dari teman saya beneran yang kebetulan temannya juga ternyata. Dia minta nomor HP saya mau bicara, terlanjur dikasih sama anak saya, tapi terus sebelum dia sempat ngebel udah saya suruh bilang jangan ngebel sekarang. Dia nurut.

      Eh beberapa waktu lalu dia ngebel, kan nomor unlisted biasanya nggak saya jawab. Tapi saya waktu ini takut itu dari perawat RS jadi akhirnya saya angkat. Begitu tahu suara lelaki, saya takut, saya kasih ke anak saya, ternyata benar, dia. Saya angkat juga sih, ngobrol deh. Eh, kemarin dulu dia ngontak anak saya nanya alamat rumah mau nengok, saya ogah ah, kok nekad sampe sebegitunya. Istrinya sama anaknya pada tahu nggak tub? Kalau enggak kan bahaya buat saya........ :-(

      Hapus
    4. koq ada kasus aneh begitu sih bun.. :-/

      Hapus
    5. Enggak tau juga ya. Sejak saya pisahan sama bapaknya anak-anak, banyak tuh lelaki beristri yang begitu sama saya. Gilanya lagi ada lho yang suami teman saya sendiri. Mana si teman saya adalah teman karib yang pernah serumah sama saya. Sampe saya postingin di rumah lama. Akhirnya lama-lama dia berhenti sendiri, kayaknya istrinya tahu deh sidak ke HP dia dan banyak SMS nya untuk saya, nanya kalau saya ada yang mauin gimana??? :-p

      Hapus
    6. serem juga ya bun.
      hati2 bunm jangan2 ini Stalker, orang2 terobsesi begitu http://en.wikipedia.org/wiki/Stalking


      salam
      /kayka

      Hapus
    7. Terima kasih atas perhatiannya. Sekarang udah pada berhenti gangguin saya kok. :-) Alhamdulillah.

      Hapus
  4. Bundaaaa......, semangat nge-blog saya menurun drastis sejak Stefan menyebarkan surat sekitar bulan September yang lalu. Sampe saya bela-belain beli domain sendiri yang niat awalnya untuk mengembalikan semangat nge-blog saya.Tapi ternyata hal ini jg masih belum mampu utk mengembalikan semangat nge-blog yg surut itu....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah....... sampai sebegitunya? Saya alhamdulillah nggak terpengaruh tuh. Sebab saya berprinsip saya numpang di kampung gratisan, jadi ditutup ya silahkan, saya akan cari tempat lain yang tidak menggerutu kalau saya tumpangi hehehehe.........

      Tapi gimana sekarang? Semakin maju dengan penerbitan buku-buku barunya kan? Itu kayaknya hikmah ditutupnya blogging multiply bagi mbak Dian, jadi konsentrasi ke nulis buku. Ikut seneng ya. Salam juga untuk nak Fatah, tolong disampaikan.

      Hapus
  5. Cuma menyayangkan tulisan Bunda yang bagus-bagus itu nggak bisa lagi dibaca. Terutama yang di Jandra22...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan di Jandra22 sih saya angkut ke sini kok Cipie, nggak saya bumi hanguskan seperti bundel. Silahkan ditengok-tengok masih ada semuanya lho kecuali novel.

      Hapus
    2. Eh, iya... ternyata ada di sini...
      Asiiiik... jadi saya bisa bongkar-bongkar lagi kalo lagi haus bacaan.

      Hapus
  6. sempat pindahin semua jurnal di empi kan mbak..
    daku maren ga sedihsedih amat deh, emang udah ditungguin kapan ga bisa ngempi lagi.. masih bisa di rumah manapun, termasuk dimari..

    ehya mbak, daku masih loh nulis di jurnal dengan tulisan tangan kalu lagi jalanjalan ato lagi ada ide.. nanti dibikin random gitu di blog.. walupun punya smartphone, tetep lebih suka nulis di diari.. sambil dihiashias gitu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak mau mindahin kok, sengaja. Cuma yang di jandra22 aja yang dibawa ke sini. Buat saya ada nilainya yang ini sih, tapi yang bundel ah, tulisan biasa doang.

      Selamat nulis pake tangan ya, memang di toko juga masih ada kok yang jualan diary. Dikasih kuncinya pula, nggak kayak jaman saya bocah dulu.

      Hapus
    2. masih ada notifikasi empi di email, mo simpen aja..

      diari ga pake kunci, kayanya dari dulu ga pernah punya diari pake kunci deh.. dibaca ya monggo, ga banyak keluh kesah, palingpaling kalu lagi bete sama mama&babe dulu, nulisnya pake bahasa rahasia hihihi.. yang akhirnya daku lupa kodenya gimana.. bingung sendiri..

      Hapus
    3. Hahaha...... diary saya isinya sih saya sayang-sayangan, marah-marahan dsb sama si pacar yang akhirnya jadi satu-satunya lelaki dalam hidup saya. Tapi belum model diary dikunci ya sudah........ pasrah.......

      Hapus
  7. semangat menulis tetap menyala meskipun salah satu sarana yang paling kita cintai itu telah di tutup.. :)

    bunda punya messenger ga..?
    apapun itu..? YM, gtalk ato apa?
    biar aku add di sana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh, saya nggak demen ngobrol teh Ay, jadi maaf saya nggak punya.

      Iya, saya sih nulis nggak ada berhentinya, soalnya mumpung tangan masih bisa digerakkan, jadi yang ada di hati masih punya tempat untuk ditampung di luar badan hehehehe........ Padahal tulisan biasa aja ya, kok jadi kayak kepengin dibilang tulisan bermutu, halah!!! Nggak tau malu ya saya ini?

      Hapus
  8. cemangat nulis teruussss, bun.. :D

    BalasHapus
  9. Dimana saja bundaaaa
    Mari menulis. Sy skrg agak banyak nulis di wp krn lebih mudah pke hp bun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya udah ngikuti yang di WP nya juga kok.

      Hapus
  10. biarpun wadahnya mati, pertemanan, persaudaraan takkan hilang bunda ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali itu, sampai-sampai saya perhatina Bieser dan Dabelyupier pada terkagum-kagum lho sama kita kalau mereka baca komen-komen ex empiers.

      Salam persaudaraan selalu ya Feb, cium sayang untuk para jagoanmu. Cucuku yang nyempluk-nyempluk itu.

      Hapus
  11. Persaudaraan nggak akan berakhir, buktinya kita (saya perhatikan kebanyakan yg komen jg berasal dr kampung MP) masih bertemu di rumah tulisan kita meski di kampung yg berbeda ya Bu. Bukti, bahwa persaudaraan tidak dibatasi oleh rumah virtual.
    Keep writing Ibu, tulisan Ibu selalu menginspirasi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya. soalnya menurut saya Mp itu istimewa sih, bikin semua akrab dan merasa satu kandang. Jadi di mana pun akhirnya berada, ya tetap merasa saudara sesama Mper's.

      Insya Allah saya teruskan nulis kok. Nak Winny juga tulisannya bagus, malah lebih menginspirasi daripada catatan harian saya.

      Hapus

Pita Pink