Karunia Tuhan terhadap manusia sungguh tiada terkira. Alam dan seisinya sangat menarik untuk dicermati.
Kami membawa sahabat kami Elty Klara Poluan dan Ghaffar Ismail melintasi samudera untuk menyaksikan kehebatan Allah Swt dari atas Table Mountain di Cape Town, Republik Afrika Selatan pada pertengahan Agustus 2008. Musim winter yang baisanya belum habis, seakan mengerti besarnya keinginan kami untuk menunjukkan kehebatan Table Mountain kepada Elty dan Ghaffar.
Inilah rekamannya.
Kapan ngajak saya....?
BalasHapusDi puncaknya ada devil, ya?
BalasHapusIndah nian....
BalasHapusTapi ini bukan Gunung Batu Bogor, kan?
Mana kepala singanya?
BalasHapusBanyak hikers yang jatuh dari sini pak. Jadi dinamakan Devil"s peak.
BalasHapusBukan, iya ya, kok jadi judulnya salah nih. Di Afrika Selatan ini ajaib. Gunungnya batu, tapi ada rumputnya dan ajaibnyha di sela-sela batu tumbuh bunga-bunga. Nanti saya postingkan ya pak.
BalasHapusItu yang "berjendul" di bukit.
BalasHapusMari sekarang kesinipun saya terima pak. Saya memang seneng didatangi teman-teman.
BalasHapustable mountain? lucu ya namanya bunda, ada chair mountain juga? hehehe
BalasHapusNggak ada. Ini kisahnya, karena kalau dilihat dengan sekejap saja, orang merasa seperti melihat sebuah meja sedang berdiri, soalnya puncaknya datar. Nah, padawaktu kabut turun, pesis seperti taplak nutupin mejanya. Rada "nggantung" gitu..........
BalasHapusDuuuh... indah-indah banget yaaa...
BalasHapusJadi pengeeeeeen ^_^
Mbok monggo, saya tunggu disini selagi ada kami..
BalasHapusnggak takut kejlungup pak?
BalasHapusini tambah serem lagi,,,,,
BalasHapusBetul. Temen saya nekad mbak.
BalasHapusNggak, lha wong dikomporin sama mas Ghaffar, yang buntut-buntute mas Ghaffarnya lebih nekad lagi dari suami saya.
BalasHapuskereeeennn...
BalasHapusTerima kasih, ini hasil jepretan sohib saya Ghaffar yang lagi namu datang dari Batam bawa kamera Nikonnya yang kayaknya memang profesional.
BalasHapuskomen2 di foto2 nya mba Yuli,
BalasHapusjuga tulisan2 blog nya kadang bikin merinding
berdiri bulu ketiak ku eh...bulu kuduk ku...hihihi
terusin mba nulisnya, saya suka banget karena bisa
nambahin prbendaharaan kata2 dari tulisan2 ente.
Bener2 kaya wartawan..tersusun rapi & sistimatis.
Seandainya sebuah lagu, tulisan mba yuli bener2 komplit containtnya
ada intronya, ada interlude nya & ada coda nya.
hidup mba Yuli......
Ampuuuun tuan putri! Hamba jangan dipuji-puji yang buntutnya dibanting lagi!
BalasHapusTapi terima kasih juga untuk komennya. Saya memang ngempi dengan tujuan semula iseng, tapi terus ketagihan. Jadi konsekuensinya, isi Mp saya yang cuma tulisan dan poto doang mesti dibikin rapi biar ada yang mau dateng baca dan lihat-lihat. Gitu.......... Tulisan mbak Dedeth biar ngocol juga bagus kok. Isinya lengkap, serasa laporan pandangan mata. Aku jadi seneng dateng ke blognya.
Sama-sama kita hidup ya bu!
Bunda dari sini bisa untuk paralayang atau gantole ndak ?.
BalasHapusNggak mas, anginnya terlalu kenceng. Mau naik cable car ke atas gunung juga ada saat-sat tertentu. Kalo angin kenceng, biar wisatawan banyak, cable car tetep nggak dioperasiin.
BalasHapus