Powered By Blogger

Minggu, 10 Februari 2013

SERENADA DALAM LEMBAH BIRU (30)




Semalam saya membaca buku pengalaman penderita kanker yang sudah pernah dinyatakan akan bertahan hidup hanya dalam masa tiga bulan saja. Buku itu ditulis oleh seorang Profesor Agama Islam yang sibuk mengajar di sana-sini di Jawa Tengah, yang mengidap kanker otak kemudian kanker nasofaring dalam tempo yang berdekatan. Lelaki itu mengungkapkan bahwa dzikir serta doa-doa kuasa melembutkan hati Allah untuk mendatangkan kesembuhan baginya hingga dia bisa melewati masa tiga tahun itu menjadi di atas sepuluh tahun hingga kini.

Sebagai keturunan muslim yang kuat memegang aturan agama, penulisnya mengungkap kisah pendidikannya yang kuat diwarnai oleh sekolah-sekolah agama sejak kecil. Karenanya bekal pendidikan agamanya sudah kuat dengan sendirinya. Sewaktu dia tiba-tiba mengalami kejang-kejang mendadak yang ternyata diakibatkan oleh kanker otak, dia dan keluarganya tidak lantas terpukul. Mereka bersama-sama berkumpul berdoa, membaca Surah Yassin dan dzikir-dzikir sepanjang operasi besar yang dijalaninya selama 4 jam. Kekuatan doa dan dzikir ini agaknya mengetuk pintu langit, sehingga prediksi dokter selaku manusia biasa benar-benar tak terbukti. Sebab kuasa Allah lah yang nyata sebagai pemenangnya. Profesor itu sembuh kembali dan bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang pimpinan di sebuah Perguruan Tinggi seperti semula.

Kalau kita membaca sendiri buku itu, akan kita ketahui bahwa unsur stress memang berpengaruh besar terhadap timbulnya penyakit kanker. Penulisnya mengutip kata Deepak Choopra seorang penyembuh holistik di Amerika keturunan India, sebagai berikut : " Ilmuwan menemukan pikiran sebagai medan energi yang teratur, rumit yang terdiri atas pola-pola getaran rumit. Pikiran bahagia menciptakan molekul bahagia, pikiran sehat menciptakan molekul sehat." Profesor ini sependapat dengan Choopra. Selama ini pengakuannya, dia selalu bersikap tenang di dalam menghadapi hidup apa pun bentuknya. Sebab dia berkeyakinan bahwa dalam keadaan apa pun ketenangan adalah kata kunci yang harus diperhatikan di dalam menyikapi persoalan hidup. Dengan jiwa yang tenang, manusia bisa menjumpai Tuhannya kelak, karena jiwa yang tenang itu diibaratkan air yang terus mengalir menuju pusatnya di samudra luas.

Tapi pada suatu ketika, profesor penyandang kanker ini tiba-tiba merasa gelisah dikarenakan anak sulungnya minta izin untuk bersekolah di luar kota. Sebagai orang tua dia mengkhawatirkan anak gadisnya jika tak bisa terpantau sendiri sehari-hari. Maka sejak itu bersemayam rasa gundah di hatinya yang melahirkan stress yang ditandai dengan kemurungan dan sifat pemarah seperti yang dilihat istrinya tiba-tiba. Lalu semuanya berakhir menjadi penyakit kanker itu.

Saya asyik menyimak buku yang dipinjamkan tetangga saya ini. Dari satu bab ke bab selanjutnya banyak pelajaran yang saya dapati laksana mutiara yang berharga. Di situ disebutkan bahwa ketika dalam masa penyembuhannya, sang profesor senantiasa berdoa dengan doa yang ternyata adalah doa yang selama ini juga saya baca berkat buku "Sakitku Ibadahku" yang dihadiahkan anak sulung saya suatu hari dulu. Begini bunyinya, "Allahuma isyfi antasysyafii syifaa'an laa yughadhiruu saqamah. Allahuma thawil hayaatii wa ahli bayti wa qarabatii bi thaatikaa washshahati wal afiyah." (Ya Allah, sembuhkanlah aku, Engkaulah dzat yang Maha Menyembuhkan dengan sembuh yang tidak meninggalkan penyakit lagi/sembuh yang sesungguhnya. Ya Allah panjengkanlah umurku, umur keluarga dan kerabatku disertai ketaatan, sehat dan afiat). 

Inilah salah satu mutiara yang saya dapatkan. Saya tidak keliru membaca doa rupanya. Maka sepatutnya saya bersyukur telah dianugerahi anak yang baik budi dan penuh pengertian terhadap saya yang sakit-sakitan dan cenderung rewel karenanya. Belum lagi profesor tadi berpendapat, jika kita tak fasih mengucap doa di dalam Bahasa Arab, maka ucapkanlah dalam bahasa yang kita kuasai saja. Umpamanya yang mudah adalah mengucapkan, "aku sehat", "aku sembuh", "aku normal" dan semacamnya selama sepuluh menit dengan tujuan untuk membujuk diri agar kuat melawan penyakit ini. Bahagia benar saya karena buku-buku ini.

Profesor ini juga mengatakan bahwa sejalan dengan tekad sembuh ini, manusia hendaknya berpasrah kepada Allah semata. Sebab Allah itu tak ada bandingannya. Dikutipnya QS Fathir; 15 : "Hai sekalian manusia, kamu semua adalah butuh kepada Allah, sementara Allah adalah Maha Kaya dan Maha Terpuji." Kesombongan manusia hanya akan menjadi penghalang bagi turunnya rahmat dan karunia Allah. Sebab seperti yang digambarkannya lagi, profesor ini mengimani QS Al Isra; 37 yang berbunyi : "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung." Subhanallah! Benar belaka, manusia berada di bawah Kekuasaan Tuhannya. Karenanya berpasrahlah di dalam memohon kesembuhan kita hanya kepada Allah semata.

Buku yang saya baca semalam itu benar-benar saya resapi. Sebab saya terkagum-kagum atas kesembuhan yang berhasil diraih si penulisnya berkat kepasrahan diri kepada Allah, doa-doa dan dzikir serta hati yang ikhlas di dalam menerima takdirnya. Saya kini seperti memperoleh celah-celah untuk kembali memompa semangat hidup. Tak ada penyakit yang tak ada obatnya. Tak ada penyakit yang tak bisa dilawan. Termasuk kanker, penyakit yang kini tengah menggerogoti tubuh saya. Lalu sambil memejamkan mata di atas pembaringan saya, tergambar kembali tubuh-tubuh bocah cilik para penderita kanker yang berada di dalam perawatan Yayasan Kanker Anak Indonesia yang saya saksikan di televisi kemarin dulu. Kalau mereka bersemangat hidup, mengapa saya tidak???

(Bersambung)

21 komentar:

  1. terima kasih bunda telah menuliskan kembali doa2 untuk memohon kesembuhan ini.

    benar2 kekuatan doa ya bun. manusia boleh berprediksi tapi semuanya allah yang memutuskan.

    terus semangat ya bun.

    salam dan doa dari jauh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali ya Ka-Yka hehehe...... pinter kakak nyenengin orang sakit.

      Saya belajar untuk pasrah dan kuat, dengan tuntunan buku yang dihadiahkan anak saya, yang ternyata isinya mengajarkan doa yang sama dengan buku yang lagi saya pinjam dari tetangga ini.

      Hapus
    2. he he he bundaaaa deh, memang begitu kan bun harus saling menyemangati...

      terima kasih bunda sudah berbagi soal pasrah ini. mengingatkan saya juga banyak hal yang harus dipasrahkan.

      buat saya bunda sudah melakukan yang bisa bunda lakukan spt misal rangkaian pengobatan yang melelahkan. ditambah bunda memasrahkan hasilnya kepada yang maha kuasa. insya allah bunda allah menggantikan semuanya ini dengan kebaikan... amien yra...

      salam dan doa dari jauh...
      /kayka

      Hapus
  2. Subhanallah, betul sekali Ibu, Allah yang menurunkan penyakit, Allah juga yang mengenggam penawarnya. Hanya kepadaNYA kita berharap kesembuhan ya Bu. jangan lelah meminta, sungguh Allah Maha Mendengar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya mau pasrah aja sekarang. Nyerah apa yang diberikanNya, kan tentunya itu yang terbaik untuk saya.

      Hapus
  3. bundaaaa....
    hiks... saya baca semua jurnal bunda, tapi kadang saya tak kuasa hendak menuliskan sesuatu disini.

    saya yakin bunda kuat melewati ujian ini.
    Allah bersamamu bunda, selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih nak Indri.
      Saya baru dapat kabar bahagia, bahwa teman-teman saya di DWP sudah selesai dengan fund raising untuk biaya kemo pertama ini nanti, alhamdulillah sekali ya.

      Hapus
    2. Subhanallah. Alhamdulillah sekali bunda
      Barakallah :)

      Hapus
  4. setelah kita berikhtiar mengobati penyakit maka kita pasrahkan hasilnya kpd Allah disertai do'a setiap waktu. jdwl kemo #1 nya kpn bunda? smoga dilalui dg lancar tanpa efek yg berat :-) sabtu ini jdwl kemo #2 sy bunda insyaAllah smoga lancar spt yg #1.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak. Jadwal saya jadi nggak jelas, karena cancer profile test saya belum keluar hasilnya. Padahal RSKD bilang mereka cuma butuh waktu kira-kira empat hari, terus pasien diminta nelepon lab dulu untuk nanya sebelum datang ambil hasil. Nyatanya sudah 3 hari ini saya telepon tetep belum ada hasilnya. Malah telepon RS nggak ada yang njawab, ngeselin deh. Saya tahunya belum ada hasil dari teman saya yang jadi salah satu pimpinan di unit kerja RSKD.

      Mbak gimana sih rasanya kemo? Mual ya? Pusing nggak? Saya nggak takut rambut rontok, cuma kalau jadi sakit gitu wah gimana ya.........? :-(

      Semoga kemonya bawa hasil bagus ya mbak. Kasihan keponakan saya udah belasan kali kemo belum juga sembuh.

      Hapus
  5. Hi Mba Julie, Maaf baru ada kesempatan lagi mampir kesini, Ceritanya menarik sekali mba, Memang kuasa Tuhan jika kita percaya kepadaNya selalu dikabulkan Doa-doa kita.Salam sejahtera dan sehat selalu ya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak apa-apa juga kok bung Rud. Saya aja yang adakalanya kepengin tahu kabar anda dan keluarga serta si kucing di rantau orang. Snownya makin tebal ya? Hati-hati kalau keluar rumah ya bung, licin bukan?!

      Terima kasih kunjungannya ke sini.

      Hapus
  6. Alloh adalah Penyembuh yang Terbaik..
    berserah diri padaNya sambil terus berusaha, hanya itu yang bisa kita lakukan...

    Teh, makasih info shinsenya ya..:)
    Semoga Alloh mengangkat seluruh penyakit kita dan memberikan kita kesehatan.. amin ya Robb..

    Semangaattt...! (^^)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, terima kasih kembali. Kalau mau coba ke sinshe saya nggak ada salahnya juga, sebab pasiennya pun banyak datang dari luar kota. Malah ada yang dari luar Jawa segala. Praktek utamanya sebetulnya sih di Bekasi, tapi saya nggak pernah ke sana, nggak tahu tempatnya.

      Semoga ada manfaatnya ya.

      Hapus
  7. smoga tmn bunda bs mempercepat hasilnya keluar ya. aamiin smoga pengobatan yg kita ikhtiarkan memberikan hsl yg baik. sewaktu kemo sy merasa biasa aja hanya sering ke wc aja. hari ke 1& 2 badan lemas & prt mules kaya mau dtg bln....eh hr ke 4 blnnya dtg jg :-D. Insya Allah bunda bs melalui kemo #1 dg lancar tanpa mnjd skt. smoga Allah mengangkat penyakit ponakan bunda...aamiin.ini email sy: cicifauziah59@yahoo.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya teman saya nggak bisa berbuat apa-apa juga, karena unit kerjanya nggak langsung berhubungan dengan laboratorium PA sih. Tapi kemarin dia bilang, besok akan mengupayakan nanya lagi supaya saya bisa dapatkan hari itu sebelum jadwal ke dokter besoknya, Sabtu.

      Mbak Cici, kayaknya itu mah memang gejala PMS ya? :-D Yang saya lihat efek kemo pada pasien-pasien yang dulu sama-sama sakit dan saya dampingi ~cuma bedanya saya jinak mereka ganas alias kanker~ bukan sakit perut begitu deh. Kehilangan nafsu makan sehingga akhirnya lemas lesu sama pusing. Semoga aja kita nggak mengalaminya ya, meski saya akui belum kemo yang sesungguhnya aja saya udah mulai malas makan nih. Tapi ya, ganbate ya?! :-)

      Peluk erat!

      Hapus
  8. aamiin smoga bsk hslnya dah keluar bunda. ayo bunda semangat makannya biar badannya siap nerima obat kemo. peluk erat bunda balik serasa punya ibu lagi hiks...hiks...hiks. minggu ke 3 rambut dah mulai rontok, sekalian aja deh selasa kmrn sy gundulin :-D jd lebih nyaman. plng dr kemo sy banyak di bekelin obt pusing,mual,diare & sembelit alhamdulillah msh utuh smuanya. obat diarenya malah dihabiskan suami :-). btw tmn bunda waktu berobat di singapur itu mulai kemo ke brp mrskn smua itu?
    semangat bunda kita bisa lalui semua ini dg ijin Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu di Singapura kondisi saya lain, semua hasil lab PA jinak, cuma terus-terusan tumbuh lagi sampai akhirnya organ reproduksi saya dibuang aja semua setelah usus halus saya juga ikutan kena sebelas senti.

      Kayaknya saya baru mau ambil hasil hari Senin aja supaya safe, soalnya payah pihak RSKD nya, hingga hari ini nggak ada yang ngangkat telepon mereka. Bahkan saya kontak lewat E-mail minta dikasih nomor lain juga nggak ada yang jawab. :-(

      Hapus
  9. aneh jg ya RS kanker rujukan se Indonesia spt RSKD bs tdk ada yg angkat tlpn. smoga RS pemerintah bisa memberikan pelayanan yg baik & cepat kpd pasiennya....aamiin. InsyaAllah hr senin hslnya dah keluar & hslnya baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tuh, sampai hari ini pun tetap nggak diangkat. E-mail juga nggak dibalas. Ya sudah berbekal nekad Senin nanti akan saya datangi langsung aja sekalian tanya ada apa dengan teleponis mereka?

      Hapus

Pita Pink